Warga Tolak Pendirian Posko Keamanan LokalisasiI Tulungagung
Selasa, 12 Juni 2012 13:09 WIB
Tulungagung - Sejumlah warga dan anggota Linmas (Hansip) Desa Ngujang, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung, menolak pendirian posko keamanan yang terletak di pintu masuk lokalisasi setempat.
ANTARA di Tulungagung, Selasa, melaporkan, ketegangan sempat terjadi antara Satpol PP dan jajaran kepolisian di satu kubu, berhadapan dengan warga dan sejumlah anggota Linmas Desa Ngujang di kubu lainnya.
Pihak warga dan linmas disinyalir tidak menerima langkah kepolisian maupun satpol PP setempat yang berniat mendirikan posko keamanan untuk memantau aktivitas lokalisasi selama bulan Ramadhan, Juli.
"Persoalannya, posko itu dibangun di lahan parkir timur lokalisasi yang notabene milik kami (linmas)," kilah KomandanPeleton Linmas Desa Ngujang, Subali.
Ia berdalih, pendirian posko keamanan tepat di pintu masuk lokalisasi tersebut sangat merugikan, karena lahan itu merupakan hak dari Linmas yang selama ini menjadi sumber kas untuk operasional keamanan sekitar.
"Kalo ditempatkan di situ kami khawatirkan akan mengganggu kelancaran keluar masuk kendaraan, karena jika malam banyak mobil maupun truk yang parkir di sini, sedangkan posko ini berada dekat jalan masuk parkir," ujarnya.
Subali menambahkan, bila memang polisi dan satpol PP tetap memaksakan pembangunan posko tersebut, maka pihaknya mengancam akan membongkarnya.
SIkap ngotot dan resistensi warga beserta anggota linmas desa itu tak pelak membuat jajaran Polres Tulungagung berupaya
menempuh jalan dialog.
Hasilnya, meski sempat berjalan alot, pihak kepolisian dan satpol PP Tulungagung akhirnya menyepakati penggantian uang sewa area tanah untuk pendirian posko sebesarRp75 ribu per meter persegi per bulan.
Dikonfirmasi usai negoisasi, Kabag Ops Polres Tulungagung Kompol Subagyo menjelaskan, posko tersebut sebenarnya bukan bagian dari program penutupan lokalisasi.
Sebaliknya, pendirian posko lebih ditujukan untuk menjaga keamanan, baik dalam rangka menjelang bulan Ramadhan maupun upaya antisipasi gejolak sosial seiring rencana penutupan lokalisasi tersebut.
"Kami juga memantau, adanya kemungkinan-kemungkinan pelaku kejahatan baik itu adanya sajam maupun narkoba yang dibawa ke dalam lokalisasi", kata Kompol Subagyo. (*)