Malang Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur menginstruksikan para camat yang ada di 33 wilayah kecamatan di wilayah tersebut untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi muncul bencana hidrometeorologi.
"Kami sudah membuat surat edaran kepada seluruh camat di wilayah Kabupaten Malang untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi ancaman bencana tersebut," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan di Malang, Kamis.
Surat edaran bagi puluhan camat juga dibarengi penerbitan rekomendasi yang dilaksanakan pada masa siaga darurat bencana. Rekomendasi tersebut memuat lima poin, pertama meningkatkan rekomendasi antara organisasi perangkat daerah maupun pemangku kebijakan.
Kedua, melakukan pengawasan secara berkala di wilayah rawan bencana, kemudian meningkatkan kegiatan sosialisasi, edukasi, dan mitigasi terkait upaya pencegahan banjir serta pergerakan tanah atau longsor.
Lalu, keempat adalah menyiapkan dan menyosialisasikan tempat evakuasi yang aman, dengan mempertimbangkan protokol kesehatan. Selain itu, mengidentifikasi kebutuhan dan ketersediaan sumber daya manusia, logistik, hingga peralatan di Kabupaten Malang.
Dan terakhir adalah mengidentifikasi daerah berpotensi bencana melalui pemantauan di setiap wilayah yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan.
Berdasarkan data dari hasil pemetaan BPBD Kabupaten, sejumlah kecamatan masuk kategori rawan banjir atau banjir bandang, yakni Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Poncokusumo, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, Kalipare, dan Wagir.
Untuk daerah rawan longsor, meliputi Kecamatan Pujon, Ngantang, Kasembon, Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Poncokusumo, Tumpang, Ampelgading, Tirtoyudo, Dampit, Sumbermanjing Wetan, Wagir, Kromengan, Ngajum, dan Wonosari.
Sedangkan daerah rawan angin puting beliung, ada di Kecamatan Karangploso, Dau, Singosari, Lawang, Pakis, Jabung, Tajinan, Poncokusumo, Bululawang, Gondanglegi, Sumberpucung, dan Kepanjen.
Sadono menyatakan upaya pengawasan, mitigasi, hingga penanganan kejadian bencana alam juga melibatkan relawan yang tersebar di seluruh wilayah setempat.
"Kalau kami pastinya selalu siaga 24 jam. Untuk puncak musim hujan diperkirakan Desember sampai Januari tetapi nanti melihat perkembangan terbaru juga seperti apa," ujarnya.
Dia menambahkan untuk logistik sudah siap dan akan didistribusikan jika terjadi bencana alam.
"Sudah masuk dari BPBD Provinsi Jawa Timur, seperti sandang, family kids, lauk pauk, makanan siap saji, dan lain-lain," katanya.