Jakarta (ANTARA) - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang - Malang, Jawa Timur teramati pada Sabtu pagi ini, erupsi sebanyak tujuh kali yang menghembuskan kolom abu vulkanik setinggi ratusan meter dari puncak gunung api itu.
Petugas Badan Geologi Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liwanto, dalam keterangannya di Jakarta, mengatakan bahwa data yang terekam sudah sebanyak tujuh kali sedari pukul 7.47 WIB dan terakhir setidaknya sampai dengan pukul 10.32 WIB tadi erupsi masih berlangsung.
Semua rentetan erupsi tersebut teramati dengan jelas oleh petugas di Pos Pengamatan Gunung Semeru.
Berdasarkan pengamatan tersebut, abu yang dilontarkan Gunung Semeru berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Baca juga: Gunung Semeru erupsi dengan letusan setinggi 400 meter
Kemudian ketinggian lontaran abu berkisar 200 meter - 400 meter dari atas puncak Gunung Semeru atau 3.976 meter - 4.076 meter di atas permukaan laut.
Namun petugas tidak melaporkan hasil pengamatan adanya aktivitas kegempaan selama rentetan erupsi tersebut berlangsung.
Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Badan Geologi memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.