Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) mengalami erupsi terus-menerus dengan visual letusan tak teramati pada Sabtu malam.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 18.25 WIB. Tinggi kolom erupsi tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam laporan tertulis diterima di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Berdasarkan data, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi 14 kali pada Sabtu, sejak pukul 06.00 hingga 18.25 WIB. Namun, sebagian besar letusan Gunung Semeru tidak teramati karena tertutup kabut.
Sebelumnya, Gunung Semeru erupsi pada pukul 18.19 WIB dan visual letusan tidak teramati.
Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung, namun tidak diketahui amplitudo maksimum.
Liswanto menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Waspada sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar," katanya.
Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.