Surabaya (ANTARA) - Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Rugby Union Indonesia (PRUI) Jawa Timur periode 2024-2028 melalui Musyarawah Provinsi (Musprov) Felix Soesanto terus berupaya untuk mengembangkan olahraga rugby di kalangan masyarakat.
"Ada dua hal utama yang menjadi prioritas PRUI Jatim, pertama memperbanyak Pengcab kabupaten/kota di Jatim, kemudian melakukan sosialisasi ke masyarakat," kata Felix dalam keterangannya di Surabaya, Senin.
Felix menjelaskan, sebenarnya ada lima daerah yang sudah terbentuk kepengurusannya yakni Bojonegoro, Tuban, Trenggalek, Kediri dan Sidoarjo, namun hanya dua daerah yang sudah memiliki SK kepengurusan.
"Yang sudah memiliki SK itu Bojonegoro dan Tuban, sedangkan tiga daerah lainnya belum. Jadi fokus utama selama dua tahun ini adalah membentuk kepengurusan Pengcab minimal bisa separuh daerah di Jatim," ucapnya.
Jika sudah memiliki banyak Pengcab, lanjutnya, maka Pengprov PRUI akan gencar melakukan sosialisasi rugby yang termasuk olahraga baru di Indonesia.
"Setelah membentuk Pengcab, maka kami akan melakukan sosialisasi ke daerah, harapan dari sosialisasi ini agar masyarakat Jatim lebih mengenal olahraga rugby. Hasilnya, kami berharap menemukan bibit atlet rugby potensial yang nantinya kita latih agar bisa bertanding di kancah nasional maupun internasional," ujar Felix.
Sementara itu, calon Sekretaris PRUI Jatim Rizky Satrio Utomo mengatakan untuk mengembangkan cabang olahraga tersebut nantinya Pengprov PRUI akan melakukan sosialisasi ke sekolah maupun kampus.
Terlebih, kata dia, saat ini PRUI pusat juga memiliki Program Rugby Masuk Sekolah.
"Nantinya kita akan mengenalkan olahraga rugby ke pelajar maupun mahasiswa," katanya.
Rizky menjelaskan, ada metode khusus untuk mengenalkan rugby ke siswa Sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
"Biasanya permainan rugby itukan menjatuhkan lawan dan melempar bola, namun untuk pengenalan ke siswa SD dan SMP cukup sentuh lawan dan lempar bola, jadi lebih ramah dan aman khususnya bagi siswa wanita," ujarnya.
Selain itu, untuk mendukung hal tersebut, kata dia, saat ini ada pelatih asal Jepang yakni Kaito Ishimoto yang akan membantu membina para atlet selama dua tahun.
"Nanti latihannya kita sebar, seperti di Bojonegoro atau di Surabaya bisa digelar di Unesa karena memiliki fasilitas yang lengkap," tuturnya.