Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro meminta masyarakat mengamankan "doorlaat" atau pintu lintas yang dibuat dengan cara menjebol tanggul, agar kalau terjadi banjir Bengawan Solo, airnya tidak masuk perkotaan. "Warga harus ikut mengamankan ketika doorlaat mulai ditutup, kalau banjir Bengawan Solo, mulai mengancam wilayah perkotaan, " kata Kepala BPBD Bojonegoro, Kasiyanto, didampingi Kasi Kesiapsiagaan BPBD, Sutardjo, Sabtu. Ia menjelaskan, penutupan doorlaat, sebenarnya menjadi tanggung jawab Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jateng. Namun, dalam rapat koordinasi yang sudah berjalan, dari doorlaat di 184 lokasi, lubang tanggul dua lokasi, jalan gang, pemukiman dan pemakaman di 14 lokasi, dilakukan secara bersama. Lokasi doorlaat, juga lubang yang lainnya tersebut, mulai Kelurahan Jetak, Desa Kauman, Ledokwetan, Ledokkulon, Banjarjo dan Karangpacar, di Kecamatan Kota. Karena itu, lanjutnya, warga masyarakat, terutama yang pemukimannya terdapat doorlaat, harus ikut menjaga dan membantu dalam mengamankan, mulai membantu menutup dengan papan dan karung yang diisi pasir atau tanah, ketika banjir terjadi. "Jangan seperti banjir besar 2008 lalu, warga yang pemukimannya di dalam tanggul acuh tak acuh, bahkan sengaja membiarkan air masuk ke wilayah perkotaan, melalui doorlaat, " katanya, mengungkapkan. Dalam kejadian banjir besar 2008, semua pintu doorlaat yang lebarnya rata-rata berkisar 0,50 meter hingga tiga meter lebih, semula sudah ditutup dengan papan, dan diigir dengan karung yang diisi pasir maupun tanah. Ketika banjir terjadi, penutup doorlaat, sengaja dibuka kembali oleh warga, terutama yang pemukimannya di dalam tanggul. "Alasannya, agar warga di luar tanggul juga ikut merasakan banjir, " ungkapnya. Sesuai standar operasional kesiapsiagaan menghadapi banjir yang dikeluarkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro 12,5 meter, pintu pengendali banjir di kota, yang berfungsi sebagai saluran pematusan harus ditutup. Sementara itu, kalau ketinggian air mencapai 14,50 meter, sedangkan di wilayah perkotaan terjadi genangan air akibat hujan lokal, semua pompa air di Desa Karangpacar, Banjarjo dan ledokkulon, Kecamatan Kota, difungsikan. Dengan difungsikannya mesin pompa air itu, genangan air banjir di wilayah perkotaan dibuang dengan pompa ke Bengawan Solo. Penutupan doorlaat, dilakukan ketika ketinggian air sungai terpanjang di Jawa itu, di Bojonegoro, mencapai 15,00 meter (siaga merah). Sutardjo mengakui, berbagai prasarana dan sarana untuk menutup doorlaat, belum didistribusikan di sekitar lokasi doorlaat. "Kita masih melihat kondisi perkembangan Bengawan Solo. Kalau memang, luapannya mengancam wilayah perkotaan, bahan penutup doorlaat kita ambil, " katanya, seraya menambahkan, bahan yang akan dimanfaatkan untuk menutup doorlaat sudah tersedia. (*).
BPBD Bojonegoro Minta Warga Ikut Amankan "Doorlaat"
Sabtu, 7 Januari 2012 12:43 WIB