Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengungkap kamera pengawas "CCTV" di puluhan ruas jalan error atau tidak berfungsi dengan baik sehingga memperlambat penyelidikan terhadap berbagai peristiwa tindak kejahatan jalanan.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Arif Fazlurrahman menyebut terdapat 24 CCTV yang tidak berfungsi dengan baik karena sering mati dan beberapa menit kemudian nyala lagi.
"Sebagian besar berlokasi di tengah kota," katanya kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Salah satunya menyebabkan petugas Satlantas kesulitan menyelidiki pelaku kecelakaan tabrak lari di Jalan Embong Malang, Surabaya, pada 23 Juni lalu, yang mengakibatkan seorang pengendara lanjut usia (lansia) terluka parah.
Sehingga untuk mengidentifikasi pelaku, polisi harus mencari rekaman CCTV yang dipasang secara mandiri di gedung-gedung sekitar tempat kejadian perkara. Namun, AKBP Arif menandaskan, gambar rekamannya tidak begitu jelas karena terlalu jauh.
Selain itu, dalam penyelidikan perkara tabrak lari di Jalan Embong Malang Surabaya, gambar kejadian yang terekam CCTV tampak terhalang oleh pilar-pilar gedung.
"Ini tentunya menjadi evaluasi bersama dari pihak kepolisian dan Pemerintah Kota Surabaya untuk sama-sama merawat instrumen-instrumen maupun sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Terlebih sangat dibutuhkan oleh aparatur negara dalam menjaga Kota Surabaya agar aman, nyaman dan tentram," ujar AKBP Arif.
CCTV dipasang di berbagai ruas jalan Kota Surabaya sejak tahun 2019 untuk memenuhi konsep Smart City demi memberi rasa aman bagi masyarakat.
Untuk itu, Kasat Lantas AKBP Arif memastikan Polrestabes Surabaya telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan setempat untuk memperbaiki 24 CCTV di berbagai ruas jalan yang error.
"Selain itu, kami bersama Dinas Perhubungan juga akan melakukan perawatan rutin terhadap CCTV yang telah terpasang di berbagai ruas jalan Kota Surabaya," ucapnya.