Beirut (ANTARA/Xinhua-0ANA) - Kelompok bersenjata Syiah Lebanon Hizbullah dan kelompok bersenjata sekutunya, Gerakan Amal, pada Rabu menyatakan komitmen untuk peran Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Pernyataan tersebut terjadi beberapa hari setelah sebuah bom pinggir jalan melukai lima penjaga perdamaian Prancis di dekat kota pesisir Lebanon selatan Tyre. "Para pemimpin Hizbullah dan Gerakan Amal menandaskan komitmen mereka untuk peran UNIFIL yang mendukung Angkatan Darat Lebanon sesuai dengan Resolusi 1701," kata satu pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua pihak setelah pertemuan di markas Amal di Tyre. Resolusi PBB 1701 mengakhiri konflik 34 hari di musim panas 2006 antara Lebanon dan Israel. Dalam pernyataannya, Hizbullah dan Amal mengutuk insiden Senin di mana serangan roket yang tampaknya ditujukan ke Israel, menghantam rumah seorang wanita 55 tahun di desa Houla di Libanon selatan, serta bom pinggir jalan yang ditargetkan kepada tentara Prancis pada Jumat dan menewaskan lima penjaga perdamaian dan satu warga sipil terluka. Menurut Hizbullah dan Amal, insiden seperti itu menggarisbawahi "kebutuhan mendesak untuk persatuan (di antara rakyat Lebanon)." Kedua pihak juga meminta otoritas keamanan dan peradilan untuk mempercepat penyelidikan insiden yang mengguncang Libanon selatan itu. UNIFIL telah ditingkatkan hingga 13.000 tentara penjaga perdamaian pasca konflik antara Israel dan Lebanon pada tahun 2006. Tugas pasukan itu termasuk mengawasi pelaksanaan Resolusi PBB 1701 dan memantau gencatan senjata antara Lebanon dan Israel.(*)
Hizbullah, Sekutu Nyatakan Komitmen Kepada Peran UNIFIL
Kamis, 15 Desember 2011 9:32 WIB