Kediri (ANTARA) - Juru bicara Partai Gerindra Andre Rosiade mengkritik kubu calon Presiden Anies Baswedan yang menuding Prabowo Subianto tidak beretika, padahal jejak rekam yang bersangkutan justru menunjukkan sikap politik yang sangat tidak beretika.
Andre mengungkapkan bahwa pernyataan Anies Baswedan yang memojokkan calon Presiden Prabowo Subianto pada debat pertama tersebut menjadi blunder bagi Anies. Apalagi saat Anies menuding Prabowo Subianto tidak tahan menjadi oposisi dan membuat statement tentang politik ‘orang dalam’.
"Anies pernah ikut konvensi Partai Demokrat 2013 saat partai ini berjaya di tahun 2009 (ketika SBY menjadi Presiden). Kemudian pada Pemilu Presiden 2014, Anies bergabung dan menjadi tim sukses Jokowi-JK, dan (setelah menang) diangkat menjadi Mendikbud," kata Andre Rosiadi dalam rilis yang diterima di Kediri, Rabu.
Ia menambahkan, setahun menjabat Mendikbud, Anies bergabung dengan Partai Gerindra dan meminta dukungan maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto inilah yang kemudian berjuang dan mengantarkan Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI.
"Tiba-tiba saat ingin menjadi calon Presiden, dia tidak pamit dan langsung pindah ke Partai Nasdem. Jadi ini yang kurang beretika dan kurang adab siapa," kata Andre.
Soal pilihan sikap menjadi oposisi, kata dia, Prabowo Subianto justru jauh lebih teruji dan terbukti. Selama lebih dari 10 tahun Partai Gerindra menjadi oposisi bagi kekuasaan.
Demikian saat ada tudingan tentang ‘orang dalam’ yang dilontarkan Anies Baswedan terhadap Prabowo Subianto. Justru Anies saat menjadi Gubernur DKI Jakarta menempatkan para pendukungnya di TGUPP (tim yang dibentuk dalam rangka percepatan pelaksanaan pembangunan dan peningkatan pelayanan publik dengan fokus pada program prioritas Gubernur) sebagai Komisaris LRT Jakarta.
Hal ini juga disampaikan Anggawira, Ketua Umum Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Indonesia Maju.
Sementara itu, sejumlah lembaga survei terus merilis elektabilitas pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka yang makin melesat meninggalkan dua pasangan lainnya.
Kepala Laboratorium M-Data Analytix Universitas Prof. Dr. Moestopo, Andre Ardi mengatakan elektabilitas Prabowo-Gibran unggul dari semua kelompok generasi, generasi Z (55,7 persen), generasi milenial (49,4 persen), generasi X (36,2 persen) dan baby boomers (45,8 persen).
Generasi Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1997-2012 (sekarang berusia 8-23 tahun). Generasi milenial lahir pada tahun 1981-1996 (saat ini berusia 24-39 tahun).
Generasi X lahir pada tahun 1965-1980 (sekarang berusia 40-55 tahun). Generasi baby boomer lahir tahun 1946 – 1964 (saat berusia 56-74 tahun).
Data hampir sama didapatkan dari Lembaga Survei Poltracking. Hal ini memantabkan kemungkinan pasangan Prabowo-Gibran memenangkan Pemilu Presiden 2024 dalam satu putaran saja. (*)
Partai Gerindra tekankan pentingnya etika
Selasa, 19 Desember 2023 7:21 WIB
jejak rekam yang bersangkutan justru menunjukkan sikap politik yang sangat tidak beretika.