Jakarta - Biennale sastra klasik yang digelar Utan Kayu Salihara selama sebulan yang diisi dengan berbagai kegiatan seni ditutup dengan pementasan musik blues dan mengundang publik untuk membaca puisi di teater atap Salihara, Jakarta, Sabtu. "Pembaca adu puisi, pada acara penutupan biennale sastra klasik ini, jumlahnya puluhan penyair," kata Sekretaris Salihara, Nike Rompas, di Jakarta, Sabtu. Ia menjelaskan, sebelum ini panitia telah menyeleksi karya puisi yang masuk dari berbagai kalangan di tanah air. Dari puisi yang masuk itu, kemudian dipilih yang layak ditampilkan dalam penutupan bienal sastra klasik dengan label "Internatiolah Literary Biennale" itu. Konsep acara bienal ini, lanjutnya, dengan semangat merayakan bulan bahasa dan sastra. Sebelum itu, sejumlah penyair ikut menyemarakkan acara itu, di antaranya penyair D. Zamawi Imron asal Madura, Danarto, F. Rahardi, dan Joko Pinurbo. Termasuk pembacaan puisi karya Hanna Fransisca (Zhu Yong Xia) dan pembacaan sajak oleh Zaim Rofiqi yang juga penulis buku, Matinya Seorang Atheis. "Acara yang kami gelar ini, masuk agenda dua tahunan," kata Direktur Utan Kayu Salihara, Ayu Utami menambahkan. Menurut Ayu, semua acara yang digelar ini, baik musik juga pembacaan puisi, bisa dilihat kembali di jaringan youtube."Bagi yang kangen dengan kegiatan ini, bisa melihat kembali di youtube," katanya menjelaskan. Menjelang penutupan biennal sastra klasik yang mulai digelar sejak 9 September lalu itu, juga diiisi pameran foto, hasil karya delapan fotografer yaitu Jay Subyakto,,Kemal Jufri, Jez O'Hare, Julian Sihombing, Hermanus Prihatna, John Suryaatmadja, Riza Marlon, Ardiles Rante dan Oscar Matuloh. "Ada 123 foto tentang wajah Indonesia yang dipamerkan," kata salah seorang kurator pameran foto, Oscar Matuloh. Penutupan biennal sastra klasik tersebut, juga menampilkan musik Gugun and The Blues Shelter. Kelompok musik dengan anggota, Gugun, John,Amstrong dan Adityo Wibowo, akan membawakan musik yang berdasarkan puisi karya Chairil Anwar yang bertajuk, "Cemara Berderai Sampai Jauh", "Sajak Putih" dan "Penerimaan". (*)
Biennale Sastra Klasik Salihara Ditutup Adu Puisi
Sabtu, 29 Oktober 2011 13:19 WIB