London (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menyambut baik kesepakatan pertukaran sandera antara Israel dan kelompok Hamas Palestina, serta menegaskan pentingnya memasukkan lebih banyak bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar, ke Jalur Gaza.
Kesepakatan jeda kemanusiaan Israel-Hamas turut dibahas dalam pertemuan antara Cameron dengan para menteri luar negeri negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di London pada Rabu (22/11).
“Kesepakatan yang dicapai tadi malam adalah kesempatan penting untuk mengeluarkan para sandera dan lebih banyak bantuan ke Gaza untuk membantu rakyat Palestina,” kata Cameron dalam pernyataannya, Rabu (22/11).
“Kami membahas bagaimana memanfaatkan kemajuan ini untuk memikirkan masa depan dan bagaimana kita dapat membangun masa depan yang damai yang memberikan keamanan bagi Israel tetapi juga perdamaian dan stabilitas bagi rakyat Palestina,” ujar dia, menambahkan.
Para menlu dari Indonesia, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Palestina, Turki, Nigeria, serta Sekretaris Jenderal Liga Arab dan Duta Besar Qatar menemui Cameron untuk menjalankan mandat KTT OKI-Liga Arab yang diselenggarakan 11 November, untuk mendesak tindakan internasional guna menghentikan perang di Gaza dan mewujudkan perdamaian abadi.
Baca juga: UN Women: setiap jam dua ibu terbunuh di Gaza
“Diskusi dengan Komite Kementerian Islam-Arab terfokus pada bagaimana menjamin pembebasan semua sandera, meningkatkan jumlah bantuan ke Gaza, dan mencapai solusi politik jangka panjang terhadap krisis ini,” kata Kementerian Luar Negeri Inggris dalam keterangan persnya.
Pemerintah Israel dan Hamas menyetujui pertukaran sandera pada Rabu pagi.
Berdasarkan perjanjian tersebut, 50 warga Israel yang ditahan oleh Hamas akan dibebaskan dengan imbalan 150 tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Kesepakatan itu juga mencakup jeda pertempuran selama empat hari dan masuknya 300 truk berisi bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar, ke Jalur Gaza.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan lebih dari 14.500 warga Palestina, termasuk sedikitnya 6.000 anak-anak dan 4.000 perempuan.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Di lain pihak, korban tewas di Israel mencapai 1.200 jiwa.
Sumber: Anadolu