Petani Tembakau Bojonegoro Diminta Buat Kesepakatan
Selasa, 4 Oktober 2011 9:01 WIB
Bojonegoro - Petani tembakau di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), pada musim tanam 2012, diminta membuat kesepakatan dengan pabrikan untuk menghindari produksi tembakau yang dihasilkan dijual keluar.
Kepala Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Bojonegoro, Achmad Djupari, Selasa mengatakan, pada musim panen tembakau 2011, masih menjumpai tembakau produksi petani yang bermitra dengan pabrikan dijual ke luar. Ini akibat, pada masa panen berdatangan para pedagang dari luar daerah yang memasang harga tinggi.
Padahal, lanjutnya, produksi tembakau yang dihasilkan tersebut, seharusnya disetorkan ke pabrikan. Sebab, petani yang bermitra tersebut mendapatkan bantuan benih, pupuk, juga kebutuhan lainnya yang dibayar ketika panen.
"Hanya saja, dalam bermitra tersebut tidak ada kesepakatan secara tertulis," katanya menjelaskan.
Menurut dia, pada program musim tanam tembakau 2012 mendatang, petani yang bermitra dengan pabrikan, harus ada kesepakatan, secara tertulis yang dilakukan melalui kelompok tani dengan pabrikan.
Selain, mencegah tembakau dijual ke luar, sekaligus juga mengamankan kualitas dan harga tembakau.
"Dengan dijual ke luar, harga bisa saja tinggi, namun sifatnya hanya sesaat," katanya menjelaskan.
Ia mematok, pada musim tanam 2012 mendatang, pabrikan yang ada, mulai PT Gudang Garam, PT Djarum Kudus, PT Bentoel, juga yang lainnya, bermitra dengan petani dengan luas berkisar 2.000 hektare.
Dishutbun, lanjutnya, sudah mempersiapkan program musim tanam tembakau mendatang dengan membuat penanggaran benih unggul tembakau Virginia Voor Oosgt (VO) seluas 2 hektare, termasuk jenis Jawa.
"Hasil pembenihan cukup bagus, sebab cuaca mendukung," katanya menegaskan.
Ia mengaku, belum bisa menentukan luas areal tanaman tembakau di Bojonegoro, pada musim tanam 2012 mendatang. Hanya diperkirakan, kalau terjadi peningkatan, tidak akan terpaut jauh dengan luas tanaman tembakau musim tanam 2011 seluas 12.275 hektare, baik tembakau Virginia VO dan Jawa.
"Di akhir panen ini, kami sudah meminta pabrikan tetap melakukan pembelian, untuk menampung tembakau yang masih tersisa," kata Kepala Bidang Usaha Perkebuann Dishutbun, Khoirul Insan menambahkan. (*)