Madiun - Sang pencipta lagu Hymne Guru, Sartono, warga Kota Madiun, Jawa Timur, tidak terbaring sakit seperti yang ramai dibicarakan di milis internet. Saat ANTARA bertandang ke rumahnya yang berada di Jalan Halmahera Nomor 98 Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun, Jumat, yang bersangkutan tidak berada di tempat. "Bapak (Sartono) sedang ke Jakarta bersama Ibu (istrinya). Beliau mendapat undangan untuk menghadiri acara paguyuban warga Kota Madiun di Jakarta. Tadi pagi berangkat naik kereta Madiun Jaya lalu transit di Yogyakarta. Setelah itu terbang ke Jakarta dengan pesawat," ujar keponakan Sartono, Ambarwati. Menurut dia, ia sengaja datang ke Madiun setelah ditelepon oleh keluarga Sartono untuk dimintai bantuan menjaga rumah karena yang bersangkutan dengan istri akan pergi ke Jakarta. "Selama ini saya tinggal di Pandaan, Pasuruan. Sedangkan sehari-harinya Pak Sartono tinggal bersama istrinya, Ibu Damiyati, dan adik iparnya Ibu Tiwi," terang Ambar. Disinggung soal sakitnya Pak Sartono, Ambar mengaku tidak tahu-menahu. Ia hanya mengatakan, jika mantan guru tersebut menderita pikun karena sudah tua. "Jika sakit parah, saya pasti dikabari. Kondisi terakhir Pak Sartono cukup baik, buktinya bisa melakukan perjalanan jauh. Soal bantuan yang dikirim ke rekening, saya tidak berani berkomentar," kata dia. Ambar mengatakan, dikenal sebagai pencipta lagu Hymne Guru, Pak Sartono, pernah beberapa kali menerima bantuan. Hanya saja bantuan tersebut tidak tetap. "Setahu saya pernah mendapat bantuan dari beberapa pihak, namun tidak terus-menerus. Bantuan tersebut baik dari pihak swasta maupun instansi negeri. Untuk jelasnya tanya kepada yang bersangkutan saja," terangnya. Dikenal sebagai pencipta lagu Hymne Guru, rumah kediaman Sartono di Jalan Halmahera memang terbilang jauh dari mewah. Rumah tersebut merupakan bangunan tua dan catnya sudah terlihat buram. Selain disebut-sebut tidak menerima royalti atas sejumlah karya-karyanya, hingga selesai mengajar, statusnya tetap sebagai guru tidak tetap (GTT). Bahkan saat mengajar pun Sartono mendapat gaji yang sangat minim setiap bulannya. Hingga akhir masa jabatannya, Sartono yang dulu pernah mengajar di sekolah swasta di Madiun ini tetap hidup sederhana bersama istrinya.
Sang Pencipta Hymne Guru Tidak Terbaring Sakit
Jumat, 16 September 2011 18:04 WIB