Bojonegoro Panen Raya Kedelai
Kamis, 8 September 2011 7:43 WIB
Bojonegoro - Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), mulai awal September ini panen raya kedelai di sejumlah sentra produksi di wilayah setempat dengan harga Rp5.000/kg di tingkat petani.
Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti, Kamis mengatakan, dari 44 ribu hektare tanaman kedelai, diperkirakan yang sudah panen mencapai 30 ribu hektare di sejumlah kecamatan sentra penghasil kedelai. Di antaranya di Kecamatan Balen, yang hampir semua petani di di wilayah setempat menanam kedelai dengan luas sekitar 2.000 hektare.
Tanaman kedelai lainnya di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Kapas, Sumberrejo, Dander dan kecamatan lainnya. Dari hasil pemantauan panen kedelai di Kecamatan Dander, produksi kedelai mampu mencapai 2,2 ton/hektare.
"Memang tidak semua areal tanaman kedelai yang ada produksinya bisa mencapai 2,2 ton per hektare," katanya.
Yang jelas, lanjutnya, produksi tanaman kedelai pada musim kemarau tahun ini, dengan adanya produksi kedelai 2,2 ton/hektare tersebut, mengambarkan panen kedelai di Bojonegoro, cukup berhasil.
Hal itu, lanjutnya, juga bisa dilihat hasil produksi tanaman kedelai lainnya, di lain tempat, yang produksinya minimal mencapai 1,2 ton/hektare. Termasuk harga kedelai rata-rata di tingkat petani yang bisa mencapai Rp5.000/kg.
"Meskipun produksi kedelai di Bojonegoro meledak, kami optimis produksinya bisa terserap pasar dengan harga yang memadai," katanya menjelaskan.
Pertimbangannya, katanya, berbagai industri yang ada di Bojonegoro, seperti industri tahu dan tempe, masih mengandalkan kedelai impor. "Belum lagi, pedagang dari luar yang melakukan pembelian kedelai ke Bojonegoro," katanya menambahkan.
Ia mengatakan, luas areal tanaman kedelai sekitar 44 ribu hektare tersebut, meningkat sekitar 60 persen dibandingkan dengan luas areal tanaman kedelai pada musim tanam di tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan areal tanaman kedelai terjadi, karena para petani di Bojonegoro yang gagal menanam padi, diserang hama wereng, beralih menanam kedelai.
Secara terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Bojonegoro Sarif Usman menyatakan, tanaman kedelai, bisa menjadi tanaman alternatif pengganti tanaman tembakau. Artinya, dengan menanam kedelai, jaminan produksi dan harga bisa terjaga, berbeda dengan tembakau yang sering mengalami berbagai permasalahan di lapangan, mulai harga, juga cuaca.
"Dengan menanam kedelai hasilnya tidak kalah dengan tembakau," katanya menegakan.
Ia menyebutkan, biaya produksi menanam kedelai berkisar Rp3 juta/hektare, dan hasilnya dengan produksi 2 ton, bisa menghasilkan uang kotor Rp10 juta.