Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta dukungan Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau terkait perjanjian kerja sama ekonomi kedua negara.
Hal tersebut disampaikan Kepala Negara dalam pertemuan bilateral dengan PM Trudeau, Sabtu, di Hotel Rihga Royal, Hiroshima, Jepang.
"Mohon dukungan Yang Mulia terkait penyelesaian perjanjian Indonesia-Kanada CEPA ('Comprehensive Economic Partnership Agreement'), realisasi investasi 'Pension Funds' Kanada yang fokus di pembangunan Ibu Kota Nusantara, pembangunan mekanisme pendanaan untuk 'feasibility study' bagi proyek 'greenfield' di Indonesia," kata Presiden Joko Widodo.
Selain itu, Presiden berharap terjadinya percepatan realisasi pengembangan bandara hijau di Kalimantan Utara, eksplorasi, pengayaan logam tanah jarang, dan pembentukan satuan tugas bilateral.
Presiden mengapresiasi dukungan negara-negara G7, termasuk Kanada dalam membantu transisi energi Indonesia.
"Saya harap dukungan dana 20 miliar dolar AS dapat segera direalisasikan tapi tidak dalam bentuk utang," ujar Presiden Jokowi.
Terkait ketahanan pangan, Presiden mendorong implementasi kesepakatan antara BUMN Indonesia dan "Canadian Commercial Corporation" terkait pasokan potas dan gandum.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi dan PM Trudeau turut membahas mengenai ASEAN, termasuk situasi di Myanmar.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa KTT ASEAN-Kanada akan digelar pada September 2023 di Indonesia.
"Sampai jumpa di Jakarta, PM Trudeau," tutur Presiden.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan ini adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI Santo Darmosumarto.
Presiden RI Jokowi datang ke Hiroshima Jepang untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Hiroshima, Jepang, yang berlangsung pada Sabtu (20/5). Dalam pertemuan tersebut, Presiden akan membawa isu-isu perdamaian dan ASEAN.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia akan konsisten membawa suara kepentingan Global South (negara-negara berkembang), kolaborasi, dan kemitraan dalam kehadiran di KTT G7.