Mahasiswa Ubaya Bentangkan Kaligrafi Merah Putih Terbesar
Rabu, 24 Agustus 2011 18:45 WIB
Surabaya - Mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) membentangkan kaligrafi merah-putih terbesar di lantai 5 Perpustakaan universitas setempat, Rabu.
Kaligrafi bertuliskan "Bismillahirrohmanirrohim" dalam ukuran 16 x 6 meter itu dilukis 10 mahasiswa Ubaya yang tergabung dalam Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Ubaya.
Sementara itu, pembentangan kaligrafi yang sudah tercatat dalam MURI sebagai pembuatan kaligrafi Arab terbesar itu dilakukan enam mahasiswa Ubaya yang tergabung dalam Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Surabaya (Mapaus) dalam kurun waktu 45 menit.
"Kami melukis kaligrafi itu selama tiga bulan, karena membuat desain dalam ukuran besar memang tidak mudah, tapi penghargaan dari MURI juga baru turun pada Agustus 2011," kata Ketua UKKI Ubaya, Dika Bakti Prasetya.
Mahasiswa semester 5 Fakultas Farmasi (FF) Ubaya itu menjelaskan kaligrafi berukuran besar itu dirancang untuk ungkap syukur pada HUT ke-66 Kemerdekaan RI yang bertepatan dengan bulan Ramadhan 1432 Hijriah.
"Kami berharap ucapan Bismillahirrohmanirrohim itu memberi semangat kepada Muslim untuk menjadi pribadi yang semakin baik lagi pasca-Ramadhan," katanya, didampingi Humas Ubaya, Hayuning Purnama Dewi.
Selain itu, pembentangan kaligrafi terbesar itu juga pernyataan sikap atas kondisi bangsa yang terlihat carut marut dengan mengajak semua komponen bangsa mengucapkan "Bismillahirrohmanirrohim" lalu bekerja keras untuk membenahi.
"Lukisan kaligrafi itu sudah mendapat pengakuan dari MURI melalui piagam bernomor 5049/R.MURI/VIII/2011 yang ditandatangani Jaya Suprana dengan kategori rekor pembuatan kaligrafi Arab terbesar," katanya.
Setelah acara pembentangan itu, mahasiswa Ubaya yang tergabung dalam Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa (PIK-M) Ubaya menyemarakkan Ramadhan 1432 H dengan "talk show" (tayang-bincang) bertajuk "Dilema Pernikahan di Bawah Umur" di ruang seminar Perpustakaan Ubaya.
"Secara demografis, usia pernikahan dini di Jatim pada tahun 2010 adalah usia 19,65 tahun dengan usia terendah di Banyuwangi yakni 12-13 tahun, tapi remaja itu biasanya mau curhat (mencurahkan isi hati) pada teman sebaya, bukan orang tua, karena itu PIK-M Ubaya bekerja sama dengan BKKBN Jatim menggelar diskusi ala curhat itu," kata Ketua LPPM Ubaya, Dr Yoan Nursari Simanjuntak SH MHum.