Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) pada Jumat (12/5) dijadwalkan melakukan investigasi penyebab tergelincirnya pesawat Hawker 900XP PK LRU saat mendarat di Bandara Maleo, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis.
"Besok proses investigasi penyebab insiden ini, posisi pesawat juga masih ada di lokasi kejadian dan belum dievakuasi," kata Kepala Kepolisian Resor Morowali Ajun Komisaris Besar Polisi Suprianto saat dihubungi dari Palu, Kamis malam.
Kapolres mengemukakan penyidik KNKT memiliki kewenangan untuk menyelidiki penyebab tergelincirnya pesawat itu, apakah murni kesalahan teknis atau ada faktor lain.
Polres Morowali siap mendukung proses investigasi dari sisi pengamanan dan sterilisasi area yang menjadi objek penyelidikan.
"Itu sebabnya badan pesawat belum dievakuasi karena menunggu proses investigasi. Alasan kedua, karena tidak ada alat derek khusus sehingga badan pesawat dibiarkan di lokasi dan tentunya mendapat penjagaan dari polisi untuk keamanan pesawat," tuturnya.
Pesawat Hawker 900XP PK LRU yang disewa PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) tergelincir keluar dari landasan pacu saat mendarat di Bandara Maleo sekitar Pukul 15:10 Wita. Pesawat itu membawa empat orang penumpang dan empat orang kru.
Menurut Kapolres, KNKT sebagai otoritas keselamatan transportasi memiliki cara pandang dalam melihat rangkaian insiden ini dengan perhitungan teknis sehingga hasil dari penyelidikan akan menjadi acuan untuk menyimpulkan penyebab tergelincirnya pesawat itu.
"Kami dari polres mengerahkan 20 personel untuk mengamankan tempat kejadian perkara," tambah Suprianto.
Kepala Bandara Maleo Morowali Sofyan Palandro mengemukakan delapan orang yang berada dalam pesawat setelah dievakuasi keadaan sehat tanpa cedera apa pun.
"Pesawat Hawker 900 mengalami kecelakaan saat mendarat. Pesawat ini berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta tujuan Morowali. Tidak ada korban jiwa dari insiden ini," ujarnya.
Bandara Maleo Morowali yang beroperasi sejak 27 Mei 2017 memiliki panjang landasan pacu 1.850 meter dan melayani sejumlah maskapai penerbangan, salah satunya Wings Air.
"Besok proses investigasi penyebab insiden ini, posisi pesawat juga masih ada di lokasi kejadian dan belum dievakuasi," kata Kepala Kepolisian Resor Morowali Ajun Komisaris Besar Polisi Suprianto saat dihubungi dari Palu, Kamis malam.
Kapolres mengemukakan penyidik KNKT memiliki kewenangan untuk menyelidiki penyebab tergelincirnya pesawat itu, apakah murni kesalahan teknis atau ada faktor lain.
Polres Morowali siap mendukung proses investigasi dari sisi pengamanan dan sterilisasi area yang menjadi objek penyelidikan.
"Itu sebabnya badan pesawat belum dievakuasi karena menunggu proses investigasi. Alasan kedua, karena tidak ada alat derek khusus sehingga badan pesawat dibiarkan di lokasi dan tentunya mendapat penjagaan dari polisi untuk keamanan pesawat," tuturnya.
Pesawat Hawker 900XP PK LRU yang disewa PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) tergelincir keluar dari landasan pacu saat mendarat di Bandara Maleo sekitar Pukul 15:10 Wita. Pesawat itu membawa empat orang penumpang dan empat orang kru.
Menurut Kapolres, KNKT sebagai otoritas keselamatan transportasi memiliki cara pandang dalam melihat rangkaian insiden ini dengan perhitungan teknis sehingga hasil dari penyelidikan akan menjadi acuan untuk menyimpulkan penyebab tergelincirnya pesawat itu.
"Kami dari polres mengerahkan 20 personel untuk mengamankan tempat kejadian perkara," tambah Suprianto.
Kepala Bandara Maleo Morowali Sofyan Palandro mengemukakan delapan orang yang berada dalam pesawat setelah dievakuasi keadaan sehat tanpa cedera apa pun.
"Pesawat Hawker 900 mengalami kecelakaan saat mendarat. Pesawat ini berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta tujuan Morowali. Tidak ada korban jiwa dari insiden ini," ujarnya.
Bandara Maleo Morowali yang beroperasi sejak 27 Mei 2017 memiliki panjang landasan pacu 1.850 meter dan melayani sejumlah maskapai penerbangan, salah satunya Wings Air.