Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Makassar Phil Sukri menyebut Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mendapat nilai positif dari masyarakat karena memperjuangkan agar tim nasional Indonesia tidak mendapat hukuman dari FIFA.
"Saya melihat saat ini nama Erick sangat positif di mata masyarakat Indonesia, karena beliau dengan segala upaya dan daya sudah memperjuangkan sepak bola Indonesia. Bahkan, dalam waktu dekat, Erick akan terbang ke Zurich untuk memperjuangkan Indonesia tidak dihukum FIFA," kata Sukri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Sukri pun menilai apabila Erick terus mengoptimalkan upaya agar Indonesia tidak dihukum Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) pascabatal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, maka hal tersebut dapat mendongkrak elektabilitas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai bakal calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.
"Caranya adalah dengan memaksimalkan kinerja Erick untuk memperjuangkan Indonesia agar tidak dihukum FIFA dan dikucilkan sepak bola internasional. Jika dihukum, (maka) kalau bisa yang paling ringan diterima Indonesia. Secara psikologis, bisa dijadikan sarana untuk membingkai isu sepak bola nasional sebagai pendongkrak elektabilitas Erick," jelasnya.
Sejauh ini, Sukri mengamati Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI tidak banyak disalahkan oleh masyarakat atas pembataln Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA. Menurut dia, hal itu karena Erick sudah berusaha keras untuk memperjuangkan Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Bahkan, Erick sudah bertemu langsung dengan Presiden FIFA Giovanni Vincenzo Infantino untuk memperjuangkan agar Indonesia tidak dikucilkan di kancah sepak bola dunia. Sukri memandang perjuangan Erick dalam membela sepak bola Indonesia itu akan semakin dikenal masyarakat, khususnya para pencinta sepak bola.
"Jika Indonesia tak dikucilkan dari sepak bola internasional dan Erick bisa membawa transformasi sepak bola nasional lebih baik, maka namanya akan semakin bersinar," ujarnya.
"Saya melihat saat ini nama Erick sangat positif di mata masyarakat Indonesia, karena beliau dengan segala upaya dan daya sudah memperjuangkan sepak bola Indonesia. Bahkan, dalam waktu dekat, Erick akan terbang ke Zurich untuk memperjuangkan Indonesia tidak dihukum FIFA," kata Sukri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Sukri pun menilai apabila Erick terus mengoptimalkan upaya agar Indonesia tidak dihukum Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) pascabatal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, maka hal tersebut dapat mendongkrak elektabilitas Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai bakal calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024.
"Caranya adalah dengan memaksimalkan kinerja Erick untuk memperjuangkan Indonesia agar tidak dihukum FIFA dan dikucilkan sepak bola internasional. Jika dihukum, (maka) kalau bisa yang paling ringan diterima Indonesia. Secara psikologis, bisa dijadikan sarana untuk membingkai isu sepak bola nasional sebagai pendongkrak elektabilitas Erick," jelasnya.
Sejauh ini, Sukri mengamati Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI tidak banyak disalahkan oleh masyarakat atas pembataln Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 oleh FIFA. Menurut dia, hal itu karena Erick sudah berusaha keras untuk memperjuangkan Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Bahkan, Erick sudah bertemu langsung dengan Presiden FIFA Giovanni Vincenzo Infantino untuk memperjuangkan agar Indonesia tidak dikucilkan di kancah sepak bola dunia. Sukri memandang perjuangan Erick dalam membela sepak bola Indonesia itu akan semakin dikenal masyarakat, khususnya para pencinta sepak bola.
"Jika Indonesia tak dikucilkan dari sepak bola internasional dan Erick bisa membawa transformasi sepak bola nasional lebih baik, maka namanya akan semakin bersinar," ujarnya.