Surabaya (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggelontor ribuan ton beras ke Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menekan kenaikan harga serta memenuhi kebutuhan di sejumlah daerah kabupaten/kota di wilayah provinsi setempat.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto memastikan selama sepekan terakhir telah mengirim sebanyak 1.400 ton beras.
"Di antaranya sampai sekarang harga beras masih terpantau mahal di Atambua, Ende dan Maumere," katanya saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu.
Distribusi beras ke tiga daerah di NTT tersebut terbagi dalam dua kali pengiriman menggunakan kapal tol laut milik PT Pelayaran Indonesia (Pelni) dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Pertama, diberangkatkan pada 25 Maret lalu sebanyak 600 ton, kemudian hari Rabu ini, 29 Maret 2023, menyusul dikirim sebanyak 800 ton.
Andriko mengungkapkan pemenuhan kebutuhan beras murah untuk masyarakat NTT ini bekerja sama dengan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog), serta Kementerian Perhubungan dan juga tentunya PT Pelni yang telah menyediakan fasilitas kapal tol laut.
Baca juga: KPPU Kanwil IV pantau kenaikan harga komoditas pangan di empat provinsi
"Sebenarnya bahan pangan pokok kita dari sisi ketersediaan terbilang aman. Namun karena Indonesia begitu luas, distribusi pangan harus dipastikan efektif dan efisien. Contohnya distribusi beras dari Jatim ke NTT dalam rangka memastikan stabilitas pasokan maupun harganya," ujarnya.
Kondisi pertanian beras di NTT, lanjut Andriko, tidak surplus seperti di Jatim, sehingga pendistribusian menggunakan kapal tol laut dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dirasa efektif dan efisien.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Andre Mulyana menandaskan distribusi merupakan peran utama dari menjaga stabilitas harga.
"Itulah perannya tol laut, yaitu berusaha menjahit semua kebutuhan. Tidak hanya terpaku pada trayek-trayek yang sudah ditetapkan tapi juga akan lebih fleksibel jika ada kebutuhan sebagaimana disampaikan oleh Badan Pangan Nasional, Bulog maupun kementerian untuk melakukan perjalanan-perjalanan khusus pengiriman pangan dan beras demi menjaga kestabilan harga," katanya.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Badan Pangan Nasional mengupayakan stabilitas harga-harga kebutuhan pokok, khususnya beras, selama bulan Ramadhan hingga setelah Lebaran di seluruh wilayah Indonesia.
Kebutuhan beras masyarakat Indonesia tercatat sebanyak 2,5 juta ton sebulan. Dipastikan stoknya mencukupi. Selain itu, Badan Pangan Nasional menyatakan masih memiliki cadangan beras sebanyak 2,4 juta ton.