Gubernur Khofifah: Hutan sosial di Jatim terluas se-Pulau Jawa

Ilustrasi - Rerimbunan hutan di kawasan Senduro, Lumajang. ANTARA/Hanif Nashrullah

Sampai tahun 2022, jumlah petani penggarap hutan sosial di Jatim mencapai 120.990 kepala keluarga atau 66,38 persen dari total capaian di Pulau Jawa

Pemprov Jatim (ANTARA) - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menjelaskan sebaran hutan sosial di wilayah provinsi setempat meliputi 18 kabupaten dan 1 kota mendominasi 53 persen di Pulau Jawa.

Hutan sosial di Jatim, kata dia, merupakan yang terluas se- Pulau Jawa dengan capaian 176.149,68 hektare di tahun 2022.

"Kebijakan perhutanan sosial adalah wujud komitmen Pemerintah Provinsi Jatim dalam memaksimalkan potensi hutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat," katanya di Surabaya, Sabtu.

Mantan Menteri Sosial itu mengungkapkan, melalui kebijakan perhutanan sosial, masyarakat sekitar hutan diberikan legalitas dan akses untuk memanfaatkannya.

"Dengan kebijakan ini, maka ada dua hal yang didapatkan, yaitu masyarakat dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian. Di sisi lain juga berkontribusi positif bagi kelestarian fungsi sumber daya hutan," ujarnya.

Khofifah mencontohkan masyarakat dapat memanfaatkan potensi yang terdapat dalam kawasan hutan, seperti hasil hutan kayu dan bukan Kayu. Bahkan dapat memanfaatkan jasa lingkungannya.

Terdata, sampai tahun 2022, jumlah petani penggarap hutan sosial di Jatim mencapai 120.990 kepala keluarga atau 66,38 persen dari total capaian di Pulau Jawa.

Selain itu, telah terbentuk sebanyak 765 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) atau sebesar 55,56 persen dari total KUPS di Pulau Jawa. Sedangkan di tingkat nasional, telah terbentuk sebanyak 9.985 KUPS.

Menurut Khofifah, KUPS-KUPS tersebut merupakan “start up” yang perlu didukung pengembangan usahanya untuk bisa berorientasi ekspor.

"Jatim memiliki dua KUPS kelas platina yang berorientasi ekspor atau sudah punya pasar internasional. Yaitu KUPS Talas dan KUPS Pisang LMDH Wono Lestari di Lumajang," katanya.

Gubernur Khofifah memastikan pemanfaatan kawasan hutan akan terus dimaksimalkan demi semakin menyejahterakan masyarakat.

"Perhutanan sosial yang dikelola dengan baik dan profesional bisa menggerakkan perekonomian daerah dan berkontribusi positif bagi kelestarian fungsi kawasan hutan. Kita harapkan hutan lestari, masyarakat sejahtera," ucapnya.