"Kawan-kawan bisa menyaksikan, yang dipasang di dinding itu adalah ruang VVIP bagi PMI," kata Khofifah di Terminal 2 Bandara Juanda, Rabu.
Menurut dia, PMI sering juga disebut sebagai pahlawan devisa tetapi tidak sedikit pula yang memperlakukan mereka dengan cara yang tidak semestinya.
"Hadirnya lounge VVIP bagi pekerja migran Indonesia ini adalah tanda bahwa negeri ini memberikan penghormatan kepada mereka yang disebut pahlawan devisa," ujar Khofifah.
Fasilitas lounge bagi keberangkatan PMI ini, dinilai Khofifah sangat representatif dan meminta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jatim serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk turut berkolaborasi.
"Mungkin ada hal kecil untuk minuman makanan kecil, saya rasa ada kepala dinas tenaga kerja, ada DP3AK, kalau diizinkan saya rasa kita akan menyiapkan kelengkapan untuk memberikan layanan yang terbaik," ucapnya.
Sementara itu, Kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan fasilitas yang diberikan tersebut di antaranya lounge, help desk, dan fast track (jalur cepat keimigrasian) di lima bandara internasional.
"Lima bandara tersebut yakni Bandara Internasional Juanda – Jawa Timur, Bandara Internasional Ahmad Yani – Jawa Tengah, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai – Bali, Bandara Internasional Lombok – Nusa Tenggara Barat, dan Bandara Internasional Kualanamu – Sumatera Utara," tuturnya.
Ia mengatakan, ke lima bandara tersebut dipilih karena lokasinya yang strategis pada kantong-kantong PMI.
Ia menjelaskan, fasilitas VVIP di lima bandara adalah keberlanjutan dari lounge, help desk, dan fast track yang telah dibangun di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang dan diresmikan pada Desember 2020.
“Fasilitas VVIP yang dihadirkan di lima bandara adalah wujud keberpihakan negara. Selain itu, ini adalah bentuk penghormatan dan pelayanan BP2MI kepada para PMI sebagai pahlawan devisa yang telah rela berkorban demi kesejahteraannya dan keluarga,” ujar Benny.