Kota Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Probolinggo, memberikan keterampilan kepada belasan pembatik dengan pelatihan kerajinan tenun untuk meningkatkan daya saing produk batik andalan kota setempat.
Sebanyak 15 peserta dari pembatik se-Kota Probolinggo mendapat pelatihan kerajinan kain tenun di Rumah Batik Griya Pendalungan kota setempat selama tiga hari sejak 28-30 November 2022.
"Kreativitas para perajin tenun yang tersebar di seluruh nusantara dalam menghasilkan desain berciri khas menjadi satu corak budaya," kata Plt Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo Dwiyani di kota setempat, Senin.
Menurut dia, upaya perlindungan terhadap industri kecil dan menengah (IKM) tenun akan mampu melestarikan budaya Indonesia dan tenun merupakan produk warisan budaya yang potensial dikembangkan ke depannya.
"Untuk itu, pembinaan dilakukan melalui regenerasi perajin tenun karena kain tradisional Indonesia itu memiliki potensi nilai ekonomi yang sama besar dengan pariwisata," tuturnya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Daya Industri, bahwa pembangunan SDM industri untuk menyiapkan SDM yang mempunyai kompentensi yang handal.
"Ditambah dengan gaya fashion Indonesia yang mempunyai banyak keberagaman seperti tenun, batik, dan songket," katanya.
Ia menjelaskan tenun yang secara garis besar diciptakan dalam berbagai warna, corak dan ragam hias yang memiliki keterkaitan erat dengan kepercayaan, lingkungan alam serta menjadi bagian penting yang merepresentasikan budaya dan nilai sosial yang berkembang saat ini.
"Para peserta diharapkan mengikuti semua rangkaian kegiatan agar mendapatkan tambahan ilmu, pengetahuan dan pengalaman dari para instruktur," ujarnya.
Ia mengatakan pelaku IKM harus selalu berinovasi dalam pengembangan produk tenun ikat beserta turunannya dan memperhatikan tren pasar sehingga produknya bisa laku di pasaran, apalagi kerajinan tenun merupakan hal baru di Kota Probolinggo.
"Para peserta diajarkan mulai dasar bagaimana cara menenun. Mereka diajak untuk berkenalan dengan mesin tenun dan peserta sangat antusias mengikuti pelatihan kerajinan tenun," katanya.
Sementara salah seorang peserta pembatik Rina mengatakan sangat antusias untuk mengikuti pelatihan kerajinan tenun yang akan dipadukan dengan kain batik.
"Alhamdulillah sangat senang dalam kegiatan pelatihan itu karena akan menambah variasi produk batik tenun yang dapat meningkatkan daya jual dan daya saing," ujarnya.
Ia berharap pelatihan tersebut tidak berhenti sampai tiga hari saja, namun berkelanjutan sampai mahir karena tahapan dari tenun memakan proses yang lebih rumit dan panjang.