Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyalurkan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) kepada 108 keluarga penerima manfaat ( KPM) di e-Warung Anggrek, Murukan Gang 2, Surodinawan, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Kamis.
BPNT yang disalurkan bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Mojokerto, untuk bulan Juni-Oktober 2022 dengan masing-masing KPM menerima sebesar Rp150 ribu per bulan, yang diberikan berupa bahan pokok.
"Kami ingin melihat terkait dengan komoditas bahan pangan yang dibagikan dari skema BPNT APBD melalui e-warung ini, lalu apa saja yang menjadi keluhan masyarakat," ujar Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari.
Ia mengatakan kenaikan harga sedang terjadi untuk sejumlah komoditas bahan pokok. Sehingga, perlu dipastikan bahwa harga bahan pangan yang dijual di e-warung berada dalam skala yang wajar, tidak lebih mahal dari warung biasa.
Data temuan di lapangan tersebut, katanya, dapat menjadi perhatian dalam rangka mengendalikan inflasi daerah.
"Tadi saya mendengar dari KPM, yang masih tinggi adalah telur dan bawang merah. Ini bisa menjadi salah satu masukan bagi kami Tim Pengendali Inflasi Daerah maupun Satgas Pangan,” tutur perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini.
Lebih lanjut, Ning Ita mengatakan jika langkah tersebut diambil sebagaimana instruksi Presiden RI terkait dengan volatile food. Yaitu, pentingnya memberikan atensi terhadap kenaikan harga bahan pangan yang dapat berpengaruh pada terjadinya inflasi.
Selain harga, Ning Ita juga memeriksa kualitas bahan pangan yang dibagikan. Pihaknya ingin memastikan bahwa yang dibagikan kepada KPM adalah beras dan telur yang berkualitas baik.
“Kualitas beras sejauh ini bagus, karena kita kerja sama dengan Bulog. Jadi, untuk seluruh pengadaan bahan sembako khususnya beras, kita selalu kerja sama dengan Bulog. Sehingga, kalau ada penurunan kualitas atau tidak sesuai dengan spesifikasi yang kita komitmenkan, kita klaimnya juga mudah, karena mereka bagian dari BUMN yang juga diawasi BPK,” ujarnya.
Terkait usulan variasi jenis komoditas yang dibagikan, Wali Kota Ika menyebut jika hal tersebut dapat didiskusikan lebih lanjut antara KPM dan pengelola e-warong.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan jika jenis komoditas bisa bertambah demi mendukung diversifikasi gizi dan pangan KPM.