Surabaya (ANTARA) - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mengembangkan desa wisata situs peninggalan Raja Airlangga di Kabupaten Jombang melalui program Matching Fund hibah dari Kemendikbud Ristek tahun 2022.
"Meski merupakan desa terpencil di Kecamatan Ngusikan, namun Desa Cupak memiliki wisata religi berbasis alam di atas perbukitan yang asri, indah dan mempesona," kata Ketua Matching Fund FEB Untag Surabaya, Prof. Dr. Tri Ratnawati dalam keterangannya, Rabu.
Menelisik dari sejarah, Bukit Pucangan merupakan petilasan prasasti peninggalan pemerintahan Prabu Airlangga yang kini berada di India, yakni Prasasti Batu Pucangan.
"Oleh karena itu kami sangat tertarik dengan potensi yang dimiliki Desa Cupak dan telah membentuk tim yang berisikan tujuh PIC/divisi," ujarnya.
Pihaknya juga telah mendokumentasikan kearifan budaya lokal tersebut sebagai salah satu media promosi potensi Wisata Desa Cupak kepada masyarakat.
“Kami telah mengambil video attraction pada prosesi kirab kemarin melalui divisi seni yang dikoordinatori oleh I.G.N. Andhika Mahendra," ujarnya.
Rencananya ke depan tim Untag akan membuatkan buku yang mengupas sejarah Dewi Kilisuci putri dari Prabu Airlangga dan sendang-sendang yang ada di Desa Cupak.
Baca juga: Sejumlah pakar diskusikan perkembangan hukum pidana untuk pemulihan kerugian korban
Baca juga: Lestarikan budaya, Fakultas Hukum Untag gelar pertunjukan Wayang Potehi
Mengusung proposal dengan judul Model Pemberdayaan Heksagonal Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis UMKM Unggul Menuju Desa Wisata Cupak Sejahterah Kab Jombang, Tim Matching Fund FEB Untag Surabaya telah melakukan berbagai kegiatan sejak Agustus lalu.
Kegiatan tersebut merupakan implementasi program penguatan dan pengembangan kesejahteraan Desa Wisata Cupak, di antaranya pengembangan UMKM dan SDM.
"Bersama dengan tujuh PIC, kami telah merancang dan menerapkan model pemberdayaan heksagonal, antara lain menjembatani kemudahan kredit bagi UMKM bersama BPR Jombang, hingga melakukan pendampingan diversifikasi produk porang bersama PT Agrindo dan anyaman pandan bersama Juli Art," katanya.
Untag juga mengajak serta pengusaha tur dan travel untuk bekerja sama melakukan pelestarian kesenian budaya setempat bersama Dispora Kabupaten Jombang.
Prof Tri dan timnya juga melibatkan puluhan dosen dan ratusan mahasiswa untuk melakukan pendampingan dalam mengembangkan Desa Wisata Cupak secara mandiri.
"Mulai dari pelatihan bahasa, hospitality, teknologi, promosi, legalitas, ekonomi, dan yang paling penting membantu kesiapan masyarakat dalam menerima perubahan selama proses menuju desa wisata," katanya.
Selain itu dengan dibantu oleh Drs.Ec. Mohammad Suyanto MM selaku PIC divisi pengembangan SDM, Untag juga membantu pembentukan Pokdarwis serta pengoptimalan BUMDes dan Karang Taruna Desa Cupak.(*)