Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 2.754 lembaga SMA, SMK dan SLB di Jawa Timur telah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM ) Mandiri yang menjadikannya sebagai pelaksana terbanyak se-Indonesia.
"Jatim menjadi pelaksana IKM jalur Mandiri terbanyak se-Indonesia dengan jumlah kepesertaan pada SLB, SMA dan SMK mencapai 2.754 lembaga. Dengan rincian SMA 1.047 lembaga, SMK 1.474 lembaga dan SLB 233 lembaga," kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Senin.
Khofifah menuturkan, capaian prestasi membanggakan ini tidak lepas dari keinginan sekolah yang turut dalam menyelesaikan persoalan learning loss selama pandemi.
Terbukti, dari total jumlah SLB, SMA/SMK negeri dan swasta yang sebanyak 4.044 lembaga, yang sudah melaksanakan kurikulum merdeka sebanyak 76 persen.
"Apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak, satuan pendidikan, ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) ketua Korwas provinsi, Ketua MKPS (Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah) provinsi yang telah bersama-sama membangun sinergi positif dalam pembangunan pendidikan di Jawa Timur," ujarnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga menyebut pihaknya, melalui Dinas Pendidikan akan mendukung secara penuh kebijakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) dalam implementasi kurikulum merdeka mandiri.
Sebab, dia berpendapat dengan adanya kurikulum yang tepat pada kondisi khusus ini, akan mampu menguatkan pentingnya perubahan tentang rancangan dan strategi implementasi secara efektif dan efesien.
"Kurikulum Merdeka merupakan jawaban untuk mengatasi krisis pembelajaran yang terjadi saat ini, karena pandemi COVID-19 yang menyebabkan terjadinya penurunan dan kesenjangan kualitas pembelajaran," kata dia.
Dengan capaian prestasi yang membanggakan ini, Khofifah menargetkan pada semester 1 tahun ajaran 2023/2024 mendatang SLB, SMA/SMK di Jawa Timur diharapkan menjadi pelopor kebijakan nasional IKM dengan keikutsertaan 100 persen.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi menjabarkan ada perubahan dan perbedaan kurikulum merdeka dibanding kurikulum sebelumnya.
Pada kurikulum Merdeka struktur kurikulum lebih fleksibel dengan jam pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu tahun. Selain itu, guru akan lebih fokus pada materi esensial karena capaian pembelajaran diatur per fase.
"Kurikulum merdeka ini, juga memberikan keleluasaan bagi guru dalam menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa," ujarnya.
Contoh riilnya, kata Wahid, seperti guru olahraga yang pada dasarnya memberikan pembelajaran dalam bentuk projek based learning, dimana siswa tidak hanya mengetahui secara teori tapi juga dipraktikkan.
"Misal guru memberikan pembelajaran teori permainan bola voli, agar siswa memahami dan mengerti, maka teori yang diajarkan tersebut dipraktikkan di lapangan. Guru olah raga juga memberi kebebasan pada siswa untuk menyukai olahraga yang sesuai bakat minatnya," kata dia.
Ditambah lagi, kata dia, ada platfom merdeka mengajar yang menyediakan berbagai referensi untuk guru agar dapat terus mengembangkan praktik mengajar secara mandiri dan berbagi praktik baik.
"Perbedaan lainnya, juga terletak pada kebebasan yang diberikan kepada sekolah dalam menentukan atau menyusun kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing," katanya.