Lumajang (ANTARA) - Panglima Komando Operasi Udara II Marsekal Muda TNI Widyargo Ikoputra mengatakan latihan tempur "Sikatan Daya-22" di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Kabupaten Lumajang menjadi tolok ukur kemampuan prajurit.
"Latihan puncak Komando Operrasi Udara (Koopsud) II Sikatan Daya 2022 menjadi tolak ukur sejauh mana tingkat kesiapan dan profesionalisme seluruh satuan jajaran," katanya saat menyaksikan latihan tempur di AWR Pandanwangi di Kabupaten Lumajang, Rabu.
Ia juga memberi apresiasi atas profesionalisme yang telah ditunjukkan para prajurit TNI AU dalam Latihan Antar Satuan Komando Operasi Udara II "Sikatan Daya-22 tahun 2022".
"Apresiasi tinggi saya berikan atas capaian para prajurit TNI Angkatan Udara yang terlibat dalam pelaksanaan Latihan Sikatan Daya 2022 terutama saat melakukan manuver lapangan," tuturnya.
Menurutnya latihan tempur itu untuk menguji konsep operasi udara gabungan dalam Operasi Militer Perang, termasuk implementasi Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) serta dapat menguji kesiapan operasional jajaran Koopsud II TNI AU dihadapkan dengan tantangan tugas mendatang.
"Hasil latihan itu akan menjadi evaluasi bagi Koopsud II, sehingga dalam menghadapi adanya eskalasi nasional yang dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga satuan jajaran siap melaksanakan upaya pencegahan, penangkalan, dan penindakan terhadap segala bentuk ancaman di wilayah Indonesia umumnya," katanya.
Manuver Lapangan Latihan ‘"Sikatan Daya-22’" tahun 2022 melibatkan 2.500 personel, 24 pesawat tempur, 7 pesawat angkut, 2 pesawat intai, 3 helikopter, 2 Satuan Radar, dan Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat).
"Seluruh unsur dan satuan tugas memainkan skenario latihan sesuai platformnya masing-masing, Latihan Sikatan Daya 2022 untuk menguji konsep operasi udara gabungan dalam Operasi Militer Perang," tuturnya.
Termasuk implementasi proses pengambilan keputusan militer serta dapat menguji kesiapan operasional jajaran Koopsud II TNI AU dihadapkan dengan tantangan tugas mendatang.
Pesawat Intai Strategis Boeing 737 dari Skadron Udara 5 melaksanakan misi operasi intelijen dengan melaksanakan operasi udara pengamatan dan pengintaian.
Sementara Pesawat tempur F-16, Sukhoi Su-27/30, T-50, EMB-314 Super Tucano melaksanakan misi operasi udara diantaranya Operasi Udara Serangan Strategis, Operasi Udara Lawan Udara Ofensif, Operasi Udara Lawan Udara Defensif dan Operasi Udara Lawan Darat.
Sedangkan pesawat angkut C-130 Hercules dan Cassa-212 melaksanakan Operasi Mobilitas Udara berupa penerjunan pasukan dan dropping logistik bekal ulang di medan operasi.
Selain pelaksanaan operasi udara, prajurit Kopasgat melaksanakan berbagai misi operasi, diantaranya Operasi Pembentukan dan Pengendalian Pangkalan Udara Depan, serta pengerahan tim diantaranya Batalyon Satpur, tim Ground Forward Air Control, dan tim Combat Search and Rescue.
Sementara Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan latihan tempur TNI di AWR Pandanwangi dapat menjadi alternatif daya wisata baru bagi masyarakat dengan mengusung konsep "Military Tourism", sehingga masyarakat dapat menyaksikan kekuatan tempur militer Indonesia lebih dekat.
"Untuk menunjang konsep tersebut, pada tahun ini infrastruktur pendukung akan dibangun di AWR Pandanwangi seperti pembangunan tribun permanen dan pengaman penghalang untuk penonton," katanya.