Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, melibatkan 77 orang penjahit dari kampung-kampung untuk memroduksi bendera Merah Putih yang akan dibagikan gratis kepada warga dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 Republik Indonesia.
Puluhan penjahit yang berasal dari kampung-kampung ini dikumpulkan di Gedung Olahraga Tawang Alun, Banyuwangi, untuk mulai memproduksi bendera sebanyak 17.822 bendera.
"Produksi bendera Merah Putih 17.822, dan kemungkinan akan bertambah karena juga ada gotong royong dari berbagai elemen," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Senin.
Suasana produksi bendera begitu riuh dan menggembirakan. Sembari fokus menjahit, para penjahit itu sesekali saling melempar canda. Apalagi ketika Bupati Ipuk secara spontan membikin kuis.
"Ayo, siapa yang tahu, siapa yang menjahit Sang Merah-Putih dan dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan?," kata Ipuk.
Para penjahit pun berebut menjawab. Suasana riuh. "Ibu Fatmawati", semua berebut menjawab. Ipuk lantas memberikan hadiah tambahan honor menjahit yang dibungkus ke dalam amplop kepada penjahit yang beruntung bisa menjawab.
Bupati Ipuk mengatakan sengaja melibatkan puluhan penjahit kampung untuk ikut memroduksi bendera Merah Putih.
"Jadi, peringatan kemerdekaan bukan hanya seremonial, tapi salah satunya kami konkritkan dengan memberdayakan ekonomi para penjahit di kampung-kampung," ujarnya.
Selain mendapatkan honor dari jasa produksi bendera, para penjahit juga mendapatkan uang sewa dari mesin jahitnya yang dibawa ke tempat produksi bendera.
"Kami sengaja tidak pesan bendera ke pabrikan konveksi besar, tapi ke penjahit di kampung-kampung agar ekonomi arus bawah terus bergerak. Ini adalah salah satu bentuk pemberdayaan UMKM, untuk pemulihan ekonomi," kata Ipuk.
Selain memberdayakan para penjahit kampung, Bupati Ipuk bersama Forkopimda juga memborong bendera yang dijual oleh sejumlah pedagang kaki lima di pinggir jalan.
"Bendera-bendera itu nanti dibagikan gratis. Ada yang dibagikan ke nelayan, karena sebagian kemarin saya lihat bendera di perahunya sudah agak kusam. Juga dibagikan ke petani, warga di desa-desa, dan sebagainya," kata Ipuk.
Program pemberdayaan penjahit kampung dari Bupati Ipuk itu disambut antusias para penjahit.
Supriyanto, salah seorang penjahit penyandang disabilitas mengaku merasa terhormat bisa ikut dilibatkan menjahit bendera Merah-Putih.
"Semoga nanti bendera yang saya buat bermanfaat dan membanggakan bagi yang memakainya nanti. Saya terharu bisa diikutkan memroduksi bendera Merah-Putih di momen menjelang peringatan hari kemerdekaan," kata penjahit asal Kampung Bakungan, Glagah itu. (*)