Situbondo (ANTARA) - Sebagian masyarakat Situbondo, Jawa Timur, memilih daging ayam broiler dibanding daging sapi untuk menu hidangan pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, seiring mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
Pedagang daging ayam ras di Pasar Mimbaan Kecamatan Panji, Situbondo, Sumiyati mengatakan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) mengakibatkan sepinya pembeli daging sapi dan warga memilih membeli daging ayam broiler.
"Pembeli daging ayam sejak tiga hari terakhir ramai, meskipun harganya terus naik. Saat ini harga daging ayam broiler Rp44.000 per kilogram," kata Sumiyati di Situbondo, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga daging ayam ras naik bertahap sejak wabah PMK pada ternak sapi dan kambing masuk di Situbondo. Seminggu sebelumnya harga daging ayam broiler Rp38.000 per kilogram, hari ini naik menjadi Rp44.000 per kilogram.
Kata Sumiyati, dalam sehari daging ayam broiler di lapaknya bisa laku hingga 5 kuintal, padahal pada hari-hari sebelum ada wabah PMK hanya menghabiskan 1 kuintal per hari.
"Meski harga daging ayam naik, tapi pembeli sepertinya tidak peduli. Ya ini buktinya jumlah pembeli tidak sebanyak sekarang dibandingkan dengan tahun lalu saat tidak ada wabah PMK. Banyak pembeli bilang takut mengonsumsi daging sapi karena ada virus PMK," katanya.
Sementara itu, salah seorang pembeli, Niwati mengaku lebih memilih daging ayam atau ikan laut menjadi hidangan saat Hari Raya Idul Adha karena khawatir daging sapi yang dijual di sejumlah pasar tradisional terpapar virus PMK.
"Saya cari aman saja, memasak daging ayam dan ikan buat keperluan Idul Adha. Khawatir kalau harus mengonsumsi daging sapi," ujarnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, Holil mengatakan daging sapi yang terpapar PMK aman dikonsumsi selama dimasak dengan benar, yakni direbus suhu 100 derajat celcius selama lebih 30 menit.
"Daging sapi bisa direbus 30 menit atau lebih, aman dikonsumsi," katanya.