Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya melakukan pencarian gorong-gorong peninggalan Belanda di Jalan Embong Malang menuju Pelabuhan Kalimas Surabaya sebagai upaya mengatasi banjir saat hujan deras di kawasan pusat kota.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Lilik Arijanto di Surabaya, Kamis, mengatakan pihaknya memprioritaskan mencari gorong gorong peninggalan Belanda di wilayah Blauran sampai Kranggan.
"Oleh karena setiap kali turun hujan di kawasan itu selalu banjir. Selama ini pembuangan di Bozem Morokrembangan. Di sana hulunya, jadi sangat jauh," kata Lilik.
Menurut dia, jika menemukan gorong-gorong Belanda yang baru di depan Kranggan maka selanjutnya akan disudetkan masuk ke gorong-gorong itu.
"Jadi masuk ke situ nyambung ke Embong Malang lalu masuk ke rumah pompa Jalan Kenari. Karena selama airnya langsung ke Bozem dan saat ini masih kami cari," ujar dia.
Saat ditanya soal blue print bangunan Belanda, Lilik menjelaskan, pihaknya tidak punya melainkan saat ini masih dicari. Informasinya, kata dia, gorong-gorong Belanda itu sampai tembus ke pelabuhan. Dahulu tahanan politik di penjara Kalisosok larinya lewat gorong-gorong tersebut.
"Tempatnya sangat luas, saat ini masih kami urut dari Embong Malang. Intinya saat ini mencari alternatif pembuangan menuju gorong-gorong Belanda," kata Lilik.
Lilik menjelaskan, dahulu air Sungai Kalimas tidak bisa ditampung karena ketika air laut masuk terjebak sampai Dam Karet baik itu pada saat surut maupun pasang. Namun, lanjut dia, saat ini sudah tidak lagi karena di kawasan Petekan sudah ada pintu air, sehingga bisa ditutup sehingga air laut sudah tidak bisa masuk lagi.
"Jadi, gorong-gorong Belanda bisa kembali berfungsi seperti saluran di zaman dulu dan perlu di normalisasi, pokoknya signifikan lah hasilnya," kata Lilik.
Ide penelusuran gorong-gorong Belanda, lanjut dia, sebetulnya sudah ada dari dahulu, namun baru sekarang ini mulai dilakukan. Pembukaan gorong gorong Belanda berada di Jalan Embong Malang, nanti dilanjutkan ke arah selanjutnya.
"Ujungnya sudah ketemu, tapi kalau sampai ke hulu harus diurut karena di bawah jalan semua, rata rata saluran bangunan Belanda di tengah jalan semua. Paling tidak kapasitas saluran kami bisa maksimal, agar tidak tergenang lagi," kata Lilik.
Untuk lebar gorong-gorong Belanda, kata dia, variatif atau tidak sama seperti yang ada di Jalan Kenari. "Itu paling besar, tapi semakin ke sana semakin mengecil. Tapi kalau ke arah pelabuhan semakin besar lagi, tergantung volume debit airnya," kata dia.
Selain melakukan pencarian gorong-gorong Belanda, DSDABM Surabaya rencananya akan membangun dua unit rumah pompa untuk mengatasi banjir di Jalan Pahlawan yang akan ditempatkan di taman bermain yang ada di Jalan Baliwerti.