Lumajang (ANTARA) - Sebanyak 130 kepala keluarga penyintas bencana awan panas guguran (APG) Gunung Semeru secara bertahap akhirnya bisa menempati hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) sebagai pengganti rumah mereka yang terdampak bencana menjelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan huntara dan huntap dengan ditandai menyerahkan kunci pada para penyintas di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Rabu.
"Itu baru akan dilakukan permulaan peluncuran peresmian sementara agar semua dapat menempati relokasi di Bumi Semeru Damai itu. Semoga indahnya tempat itu dapat menjadi bagian dari indahnya hidup para penyintas bencana Semeru," kata Gubernur Khofifah di Lumajang.
Menurutnya, penggunaan nama hunian Bumi Semeru Damai merupakan usulan Dandim 0821/Lumajang saat meninjau calon lokasi pembangunan hunian tetap maupun hunian sementara pada Februari 2022 lalu.
Ia mengatakan pembangunan kawasan huntara dan huntap itu harus dikawal betul-betul karena di lingkungan ini juga akan dibangun fasilitas umum dan fasilitas sosial, seperti sekolah dan tempat ibadah.
"Itu harus dikawal karena di depan ada pondasi untuk TK, SD, mushalla, dan Panglima TNI berencana mendirikan masjid agung agar banyak fasum serta fasos untuk warga," tuturnya.
Ia berharap seluruh masyarakat penyintas bencana Semeru bisa menikmati huntara dan huntap yang telah disediakan pemerintah, serta berharap masyarakat bisa segera beradaptasi dengan lingkungan baru.
"Saya harap semua bisa beradaptasi, kemudian site plan sudah didetailkan oleh bupati dan timnya. Semuanya yang melakukan pendampingan warga saya harap dimaksimalkan," katanya.
Untuk progres pembangunan huntara dan huntap di Desa Sumbermujur pada 1 April 2022 diketahui sebanyak 1.696 huntara dan huntap yang sudah terbangun dengan progres pembangunan fisiknya mencapai 48 persen, sehingga total akan dibangun sebanyak 1.951 unit huntara dan huntap di lokasi tersebut.
Untuk hunian sementara telah dibangun rumah berukuran 4,8 m x 6 m, sedangkan hunian tetap berukuran 6 x 6 m. Unit-unit hunian tersebut dibangun di atas tanah seluas 10 x 14 meter bagi setiap Kepala Keluarga (KK). Terdapat juga ruang serbaguna, kamar mandi, dan teras.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan tahap awal 130 keluarga yang akan menempati hunian baru di Bumi Semeru Damai di blok F1 dan F2.
Ia menjelaskan bahwa prioritas pemindahan penyintas ke hunian baru bagi mereka yang tinggal di posko pengungsian sehingga masyarakat bisa dapat berkumpul dan menyambut Hari Raya Idul Fitri di tempat yang lebih aman dan nyaman bersama keluarganya.
"Masyarakat yang tinggal di posko pengungsian Penanggal kami prioritaskan terlebih dahulu agar mereka bisa berhari raya di tempat yang lebih layak bersama keluarganya," katanya.
Diresmikan gubernur, penyintas bencana Semeru mulai tempati hunian sementara
Rabu, 27 April 2022 21:03 WIB