Jember (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kabupaten Jember, Jawa Timur, memperluas akses keuangan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di wilayah setempat.
"Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional, kami bersama anggota DPR RI menggelar pelatihan pengembangan usaha dan perluasan akses keuangan bagi para pelaku UMKM di Jember," kata Kepala OJK Jember Hardi Rofiq Nasution dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jember, Rabu.
Menurutnya, kegiatan pelatihan yang diikuti 150 pelaku usaha secara hybrid itu untuk mendorong UMKM menjadi kreatif, inovatif, dan berdaya saing global.
"Hal itu wujud komitmen OJK dalam mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pemberdayaan UMKM di daerah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional," tuturnya.
Ia berharap dapat meningkatkan kapasitas para pelaku UMKM mencakup penguatan manajemen usaha, kualitas produk, akses pasar hingga kapabilitas UMKM yang dilakukan secara end-to-end dalam satu ekosistem terintegrasi berbasis teknologi dan memperluas kesempatan bagi pelaku usaha untuk mendapat akses permodalan.
Dukungan perluasan akses keuangan juga datang dari Bank Mandiri Cabang Jember yang diserahkan secara simbolis pembiayaan KUR kepada UMKM yang bergerak di bidang pertanian, peternakan, perdagangan dan jasa.
"Kami juga menekankan pentingnya pemahaman (literasi) dan pemanfaatan (inklusi) terhadap produk dan layanan jasa keuangan dalam meningkatkan produktivitas usahanya," katanya.
Per Desember 2021, lanjut dia, tercatat sebanyak 84.499 pelaku UMKM di Jember telah menerima fasilitas KUR dari 9 Bank Umum dengan total pembiayaan sebesar Rp2,885 triliun dan sebanyak 21.095 pelaku UMKM yang menerima pembiayaan dari BPR dengan total sebesar Rp437,5 Miliar.
"Harapannya, jumlah tersebut terus meningkat sebagai bentuk kontribusi aktif sektor jasa keuangan dalam pengembangan ekonomi Kabupaten Jember," ujarnya.
Hardi mengatakan OJK akan terus bekerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong UMKM yang kreatif, inovatif dan berdaya saing global serta mempercepat on-boarding UMKM ke platform digital (e-commerce).
Sementara itu Anggota Komisi XI DPR Charles Meikansyah mengatakan selain sektor perizinan, kultur, etos dan wawasan UMKM dalam mengembangkan usaha juga menjadi peran penting untuk mencapai keberhasilan UMKM tersebut.
"Melalui kegiatan pendampingan tersebut diharapkan para pelaku UMKM dapat memperkaya wawasan dan pengetahuannya dalam mengembangkan usaha terutama dari sisi permodalan dan hal-hal yang dibutuhkan sebagai syarat pengajuan pembiayaan kepada bank," ujarnya.