Situbondo (ANTARA) - Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Kabupaten Situbondo dr. Roekmi mengungkapkan bahwa siswa kelas tiga SD Negeri 9 Patokan yang mengalami demam usai menjalani vaksinasi bukan termasuk kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) dari suntikan vaksin COVID-19 yang dilaksanakan di sekolahnya.
"Pasien saat ini sedang dirawat di ICU. Jadi, sebenarnya dari kesimpulan hari ini, pasien (anak SD) ini bukan akibat dari vaksinasi COVID-19," ujar Roekmi kepada wartawan di Situbondo, Jawa Timur, Rabu.
Ia menjelaskan melalui pengkajian tim dokter, siswa kelas tiga SD berinisial HMS itu mengalami kelainan alergi karena mengonsumsi obat-obatan sejak usia satu tahun sampai sekarang. Jika tidak mengonsumsi obat maka kulitnya akan melepuh.
Dengan mengonsumsi obat-obatan sejak umur satu tahun, kata Roekmi, akan banyak dampak yang ditimbulkan, di antaranya keropos tulang, kelemahan fungsi otot, dan kulitnya menjadi tipis.
"Kami juga lakukan pemeriksaan laboratorium, ternyata fungsi livernya meningkat sangat tinggi," ucapnya.
Sebelumnya, HMS, siswa SD Negeri 9 Patokan, Kecamatan Situbondo, dirujuk ke RSUD dr. Abdoer Rahem setelah tiga hari usai disuntik vaksin COVID-19 di sekolahnya mengalami demam.
Ketua RT 01/RW 04 Kelurahan Patokan Holilul Rahman mengatakan bahwa HMS mengalami sakit demam dan lemas usai disuntik vaksin di sekolahnya pada Kamis, 17 Februari 2022.
Setelah pulang dari sekolah usai divaksin, HMS mengeluhkan demam dan pusing serta kaki kirinya tidak bisa digerakkan.
Melihat kondisi siswa kelas tiga SD itu, pihak keluarga kemudian membawa HMS ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. (*)
Dokter pastikan siswa SD di Situbondo alami demam bukan akibat vaksin
Rabu, 23 Februari 2022 22:23 WIB