Situbondo (ANTARA) - Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo dr. Roekmy menegaskan tudingan salah satu lembaga swadaya masyarakat setempat yang menyatakan bahwa pihak rumah sakit telah mengcovidkan seorang pasien korban kecelakaan tunggal adalah tidak benar.
"Hari ini saya dipanggil Pak Bupati terkait hal tersebut. Tidak benar kalau rumah sakit mengcovidkan seseorang, karena semua yang kami lakukan berdasarkan indikasi dan tujuannya untuk keselamatan masyarakat di masa pandemi ini," kata Roekmy di Situbondo, Jawa Timur, Selasa.
Menurut dia, rumah sakit mengeluarkan pernyataan bahwa seseorang terpapar COVID-19 atau tidak berdasarkan hasil rontgen dada atau thorax yang bersangkutan.
Bagi setiap pasien kecelakaan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu, lanjut dia, selalu dilakukan rontgen, mulai dari kepala atau dada yang dikeluhkan.
"Dari hasil rontgen ternyata pasien ini ada indikasi COVID-19 dan tes usap antigen juga positif. Selanjutnya, tes usap berbasis PCR hasilnya keluar hari ini dan ternyata positif COVID-19," imbuh Roekmy.
Ia menambahkan rumah sakit tidak mungkin mengcovidkan pasien kecelakaan atau pasien penyakit lainnya, karena semua dilakukan sesuai dengan indikasi dengan tujuan menjaga keselamatan masyarakat, terlebih di masa pandemi.
"Kalau positif COVID-19 kemudian dianggap negatif, tentu akan menulari lainnya," tuturnya.
Sebelumnya, beredar rekaman video di media sosial berisi pengurus salah satu LSM mendatangi RSUD dr. Abdoer Rahem. Pengurus LSM itu menuding pihak rumah sakit telah mengcovidkan pasien kecelakaan tunggal yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis selama tiga hari. (*)
RSUD Situbondo bantah tudingan covidkan pasien korban kecelakaan
Selasa, 13 Juli 2021 21:43 WIB