Surabaya (ANTARA) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Muhammad Mardiono siap menjembatani penyelesaian masalah pedagang Pasar Turi Kota Surabaya yang hingga kini belum mendapat tempat berjualan sejak pasar itu terbakar belasan tahun silam dan dibangun baru.
"Saya akan mencoba menjembatani agar kasus yang sudah berlarut ini bisa diselesaikan," kata Mardiono saat bertemu dengan pedagang Pasar Turi Surabaya, Sabtu.
Ribuan pedagang mengalami musibah dengan terbakarnya Pasar Turi pada 2007. Usai kebakaran itu, pedagang sudah dimintai bayar untuk pembangunan stan baru, mulai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Namun, hingga kini pedagang belum bisa masuk ke Pasar Turi.
Ada sekitar 6.600 stan di gedung Pasar Turi yang baru itu. Sedangkan pedagang lama berjumlah sekitar 3.578 orang dan pedagang baru 2.000-an orang.
Menurut Mardiono, pedagang Pasar Turi ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian nasional yang tidak boleh diabaikan. "Saya sedih, ini kasus sudah bertahun-tahun tapi belum ada penyelesaian," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya mencoba ikut andil mengurai atau mencari solusi agar persoalan Pasar Turi ini bisa diselesaikan sehingga para pedagang dan konsumen bisa bertransaksi dengan nyaman dan baik.
"Pasar Turi ini jadi ikon Jatim dan telah teruji sejak puluhan tahun mendatangkan devisa yang besar," katanya.
Mardiono mengatakan semua pihak yang terkait Pasar Turi dengan kebesaran hati harus menyelamatkan pedagang dulu. Pemerintah juga harus memberikan perhatian khusus kepada para pedagang.
Kehadiran anggota Wantimpres Mardiono ini tidak lepas dari peran Habib Hasan Mulachela yang sempat didatangi pedagang Pasar Turi di kediamannya, Solo, beberapa hari lalu. Habib Hasan langsung menghubungi Mardiono dan akhirnya bisa bertemu pedagang di Pasar Turi pada hari ini.
Habib Hasan yang juga ikut pertemuan di Pasar Turi mengatakan dengan kehadiran anggota Wantimpres Mardiono kali ini, semoga persoalan pedagang Pasar Turi bisa segera teratasi.
"Harapannya Pasar Turi bisa kembali seperti dahulu. Belasan tahun meraka berjuang," katanya.