Banyuwangi (ANTARA) - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus memantau dan mengevaluasi pelaksanaan protokol kesehatan tempat-tempat usaha (seperti warung, restoran, kafe, toko modern, karaoke keluarga), hasilnya kesadaran mematuhi protokol COVID-19 kian meningkat.
Pemilik tempat usaha patuh dan tertib menerapkan protokol kesehatan di tempat usahanya setelah sebelumnya gugus tugas memberikan sanksi tegas dengan menutup sementara sejumlah tempat usaha yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
"Dari hasil sidak tim gugus tugas pada Sabtu (18/7) malam, kami melihat peningkatan ketertiban dan kepatuhan tempat usaha dalam menjalani protokol kesehatan," ujar Sekretaris Daerah Pemkab Banyuwangi, Mujiono di Banyuwangi, Senin.
Sebelumnya gugus tugas telah menutup sementara tempat usaha seperti warung dan toko modern yang kedapatan lalai dalam mematuhi protokol kesehatan. Dan sanksi tegas ternyata cukup ampuh membuat tempat usaha untuk mematuhi protokol kesehatan.
Ia menjelaskan bahwa di warung-warung rakyat yang sebelumnya diketahui tidak memakai sarung tangan kini tertib mengenakan sarung tangan, dari sebelumnya tidak ada sekat plastik saat melayani pelanggan, kini diberi telah diberi sekat, serta pelanggan tidak menjaga jarak ditegur untuk menjaga jarak.
Selain itu, lanjut Mujiono, penataan meja dan kursi juga harus berjarak, fasilitas cuci tangan, pelayan wajib mengenakan masker dan sarung tangan dan sebagainya saat ini juga lebih baik.
"Peningkatan kepatuhan tempat usaha pada protokol kesehatan cukup signifikan, kami harap ini terus dipertahankan," ucapnya.
Menurut Mujiono, tempat-tempat karaoke lebih tertib dalam menerapkan protokol kesehatan. Namun demikian gugus tugas belum memberikan sertifikasi verifikasi kesehatan karena belum sempurna.
"Saat memutuskan membuka destinasi wisata atau tempat usaha kami berkali-kali melakukan simulasi dan evaluasi. Seperti Kawah Ijen kami sampai tiga kali melakukan simulasi dan akhirnya dibuka, demikian pula dengan tempat karaoke kami akan terus lakukan simulasi dan evaluasi hingga benar-benar sempurna," paparnya.
Ia mengimbau agar kesadaran pada tempat-tempat usaha serius dalam mematuhi protokol kesehatan, karena saat ini Banyuwangi menjadi percontohan penerapan adaptasi kebiasaan baru (normal baru).
"Ada dua kemungkinan dalam penerapan adaptasi kebiasaan baru ini, gagal atau berhasil. Apabila gagal, semua tempat usaha akan ditutup dan yang rugi adalah mereka sendiri. Karena itu, kami minta untuk serius dalam mematuhi protokol kesehatan," tuturnya. (*)
Tempat usaha yang patuhi protkol kesehatan di Banyuwangi mulai meningkat
Senin, 20 Juli 2020 8:26 WIB