Tulungagung (ANTARA) - Sebanyak tujuh orang meliputi tiga kepala SMA dan empat pengawas sekolah di Tulungagung, Selasa, menjalani tes cepat COVID-19 setelah sejawat seangkatan dalam pelantikan kepala sekolah di kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jatim meninggal karena virus corona itu.
"Mereka dilakukan screening kesehatan setelah kami mendapat informasi bahwa salah satu rekannya yang juga ikut pelantikan di Surabaya, meninggal akibat COVID-19," kata Juru Bicara Percepatan Penangahan COVID-19 Kabupaten Tulungagung Galih Nusantoro di Tulungagung, Selasa.
Tes cepat dilakukan di Puskesmas Beji sebagai tempat pelayanan kesehatan bersifat penyangga penanganan COVID-19 di Beji, Boyolangu.
Hasilnya, lanjut Galih, semua dinyatakan nonrraktif. Kondisi para pejabat di lingkup Dinas Pendidikan itu juga sehat.
Namun, petugas tetap menginstruksikan ketiga pejabat kepala sekolah dan pengawas tersebut untuk melanjutkan isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"Mereka memang sudah melakukan isolasi mandiri sejak pulang dari Surabaya, 20 Mei. Kalau menghitung sesuai masa inkubasi virus, ini artinya mereka tinggal menjalani karantina atau isolasi mandiri sehari lagi, sampai besok (3/6)," katanya.
Pelantikan kepala SMA di Surabaya itu awalnya tidak dipantau Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung.
Pihak Dinas Pendidikan tidak memberikan konfirmasi sampai terjadinya peristiwa satu peserta pelantikan kepala sekolah yang terkonfirmasi meninggal karena infeksi SARS-CoV-2 di Mojokerto, asal Jombang.
Terkait kepala sekolah yang meninggal karena COVID-19 di Mojokerto itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim mengidentifikasi adanya pelantikan kepala sekolah di Surabaya, sehingga seluruh peserta yang ikut kegiatan itu menjadi ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan berpotensi ikut terpapar corona.