Tulungagung (ANTARA) - Sebanyak 133 buruh linting asal Kediri yang bekerja di pabrik rokok Simustika, PT Cahaya Tiga Saudara Sejati Tulungagung wajib menjalani rapid test COVID-19 karena besar kemungkinan mereka telah terpapar virus corona jenis baru itu.
"Mereka seharusnya menjalani rapid test hari ini, namun tidak bisa karena tidak ada kendaraan (bus) yang mengangkut," kata Sekretaris Posko Kesehatan COVID-19 Tulungagung Didik Eka saat dikonfirmasi di Tulungagung, Jawa Timur, Senin.
Jadwal rapid test gelombang kedua pada ratusan buruh linting pabrik rokok Simustika, Tulungagung, sebenarnya telah disosialisasikan kepada manajemen dan para pekerja sejak Sabtu (2/5).
Hanya saja, kata dia, kehadiran mayoritas buruh linting terkendala ketiadaan akomodasi atau sarana angkutan dari pabrik, terutama untuk buruh linting asal Kediri yang biasanya dijemput bus khusus milik pabrik, PT Cahaya Tiga Saudara Sejati Tulungagung.
Menurut Didik, ada dua faktor yang menyebabkan tidak ada penjemputan 133 buruh linting asal Kota Kediri dan Kabupaten Kediri ini.
Pertama, karena pabrikan sudah diharuskan tutup, terhitung sejak ditemukannya 17 kasus reaktif hasil rapid test COVID-19 pada Sabtu (2/5) dan kedua, karena sopir bus tidak ada yang berani menjemput para buruh karena khawatir tertular corona.
"Akhirnya hanya sekitar 37 buruh linting yang asal Tulungagung yang menjalani rapid test. Dan dari jumlah itu, tujuh terkonfirmasi reaktif infeksi yang diduga COVID-19," kata Didik Eka menambahkan.
Ketidakhadiran 133 buruh linting asal Kota/Kabupaten Kediri ini kemudian dilaporkan tim Posko Kesehatan COVID-19 Tulungagung ke ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Tulungagung yang juga Sekda Tulungagung Sukaji.
Dari laporan atau telaah staf itu, kata Didik Eka, diharapkan nantinya ada koordinasi lintasgugus tugas, yakni dari Tulungagung ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten/Kota Kediri agar dilakukan rapid test terhadap buruh linting PT Cahaya Tiga Saudara Sejati asal daerah-daerah itu.
"Untuk tujuh buruh linting yang hari ini reaktif sudah kami lakukan tindakan karantina di Rusunawa IAIN Tulungagung untuk bergabung dengan tujuh buruh linting lain asal Tulungagung yang telah terkonfirmasi reaktif infeksi dua hari sebelumnya. Sementara untuk 10 buruh linting lain asal Kediri yang juga reaktif berdasar rapid test COVID-19 pada gelombang pertama (Sabtu, 2/5) sudah kami limpahkan ke gugus tugas masing-masing daerah," kata Didik Eka.
Penulusuran tersebut dilakukan setelah beberapa hari sebelumnya (Jumat, 1/5), Posko Kesehatan COVID-19 Tulungagung mendapat laporan dari Puskesmas Bangunjaya selaku puskesmas penyangga COVID-19 bahwa ada temuan kasus diduga corona pada seorang buruh linting berinisial H yang secara sukarela memeriksakan diri, setelah hampir 10 hari menderita demam disertai radang pernafasan atas (pneumonia).
Pasien H kemudian dinaikkan statusnya menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19.
Setelah diketahui latar belakangnya yang buruh linting di PT Cahaya Tiga Saudara Sejati, produsen pabrik rokok Simustika, Posko Kesehatan COVID-19 memutuskan untuk melakukan penelusuran ke pabrik rokok tersebut yang diyakini menjadi episentrum penularan virus corona baru. (*)
133 buruh rokok asal Kediri wajib jalani "rapid test"
Senin, 4 Mei 2020 16:52 WIB