Surabaya (ANTARA) - Hasil rapid test atau tes cepat deteksi virus corona jenis baru atau COVID-19 terhadap 154 orang pekerja migran Indonesia dari Malaysia seluruhnya dinyatakan negatif.
"Alhamdulillah, saya dapat konfirmasi hasil rapid test semuanya negatif," ujar Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Selasa malam.
Baca juga: 156 WNI datang dari Malaysia wajib isi kartu kesehatan
Ia juga menyampaikan, total pekerja migran Indonesia yang tiba di Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo sebanyak 154 orang, bukan 156 orang seperti yang dilaporkan sebelumnya.
"Kemarin, Senin (6/4), terkonfirmasi 156 orang, tapi tadi dari manifest yang tercatat sebanyak 154 orang," ucap gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Baca juga: 21,65 persen pasien positif COVID-19 di Jatim sembuh
Kendati seluruh pekerja migran Indonesia terkonfirmasi negatif, namun pelapisan dari screening tetap dilakukan.
Saat ini, kata dia, seluruh PMI diantar armada yang disiapkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim sesuai dengan daerah tujuan kepulangan masing-masing.
Baca juga: Dua PDP di Pamekasan dipastikan negatif corona
Screening, kata dia, dilakukan bertahap, yakni pertama dari Museum Puspenerbal, kemudian di kabupaten/kota, serta ketiga digelar di desa masing-masing.
"Mereka nanti akan mendapatkan treatment observasi 14 hari di tempat yang sudah disiapkan kepala desa," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.
Baca juga: Banyuwangi siapkan 212 rumah singgah bagi pemudik jalani karantina
Sementara itu, Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 di Jatim dr Kohar Hari Santoso mengaku telah mencatat identitas-identitas seluruh PMI, termasuk tujuan masing-masing.
"Kami sudah dapat datanya, lalu dikoordinasikan dengan pihak kabupaten/kota setempat untuk melakukan pemantauan," kata Direktur Utama Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang tersebut.
Hasil tes cepat 154 pekerja migran Indonesia dari Malaysia negatif
Selasa, 7 April 2020 21:43 WIB
Mereka nanti akan mendapatkan treatment observasi 14 hari di tempat yang sudah disiapkan kepala desa