Banyuwangi (ANTARA) - Festival Endhog-endhogan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi agenda tahunan dan merupakan tradisi warga setempat dalam rangka menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Sabtu, mengatakan tradisi Endhog-endhogan merupakan salah satu cara masyarakat daerahnya dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang tahun ini dipusatkan di Masjid Agung Baiturrahman.
"Tahun ini kami pusatkan di masjid besar karena sebagai simbol persatuan ulama dan umaro. Kami ingin Banyuwangi kedepannya terus menjadi daerah yang maju, sekaligus terjaga kesalehan sosialnya dengan tuntunan dari para ulama daerah," kata Azwar Anas.
Menurut ia, tradisi Endhog-endhogan tidak hanya digelar meriah yang berpusat di Masjid Agung, namun juga dilaksanakan serentak di setiap masjid di 25 kecamatan se-Kabupaten Banyuwangi.
Ada filosofi yang terkandung dalam tradisi Endhog-endhogan di Banyuwangi. Telur sebagai simbol terdiri dari tiga lapis, yakni kulit, putih telur dan kuning telur. Kulit telur diibaratkan sebagai lambang ke-Islaman sebagai identitas seorang muslim.
Putih telur melambangkan keimanan, yang berarti seorang yang beragama Islam harus memiliki keimanan, yakni memercayai dan melaksanakan perintah Allah SWT, sedangkan kuning telur melambangkan kesempurnaan (ihsan), memasrahkan diri dan ikhlas dengan semua ketentuan Allah SWT.
"Islam, Iman dan Ihsan adalah harmonisasi risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, yang jika ditancapkan pada diri manusia akan menghasilkan manusia yang mencerminkan akhlak Rasulullah. Inilah makna Festival Endhog-endhogan agar kita selalu ingat dan menjalankan tuntunan nabi," paparnya.
Kata Anas, endhog-endhogan merupakan sebuah syiar Islam yang sarat dengan nilai dan kearifan lokal, dan dalam tradisi terkandung pula semangat gotong royong dan saling tolong antarsesama.
"Kegiatan ini juga untuk mempererat silaturahim. Kami dan warga berkumpul, lalu makan bareng memakai nampan dari daun pisang (ancak). Ini adalah nilai-nilai kebersamaan yang perlu kita jaga dengan baik," ujarnya.
Setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, warga Banyuwangi menggelar tradisi Endhog-endhogan. Warga mengarak ribuan telur yang ditancapkan di batang pohon pisang sebagai simbol nilai-nilai Islam.
Hampir di setiap kampung di Banyuwangi, warga menyambut Maulid Nabi secara sukacita dengan mengarak ribuan telur mengelilingi perkampungan.
Di akhir acara, Festival Endhog-endhogan diakhiri dengan memakan nasi ancak bersama-sama, keguyuban pun terasa saat semua berbaur bersama-sama menyantap hidangan tersebut. (*)
Festival Endhog-endhogan tradisi warga Banyuwangi sambut Maulid Nabi
Sabtu, 9 November 2019 22:00 WIB