Surabaya (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menegaskan bahwa TNI akan mengeluarkan Enzo Zenz Allie, jika isu mengenai taruna Akademi Militer keturunan Prancis itu sebagai pengikut organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia memang terbukti.
Moeldoko ditemui wartawan di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Sabtu, mengatakan TNI mengenal penelitian personel yang bertahap dan berlanjut. Dari penelitian itu, setiap personel TNI akan dilihat dari waktu ke waktu dan diikuti dengan baik.
"Penelitian personel itu berjalan terus menerus di lingkungan TNI. Jadi suatu saat orang yang memiliki catatan itu akan ketahuan. Kalau nyata-nyata itu pasti dikeluarkan," ucapnya.
Mantan Panglima TNI itu melanjutkan, adanya anggapan bahwa TNI kecolongan itu bisa saja terjadi, sebab hal-hal seperti itu sulit dideteksi dalam tes psikologi.
"Jika nanti ada anak yang telanjur masuk dan kita kecolongan itu bisa terjadi. Karena psikologi sulit melihat orang biasa nyuri. Tapi, begitu melakukan sesuatu di Akmil pasti akan dikeluarkan," katanya.
Dia mencontohkan, TNI dulu juga pernah kecolongan dengan adanya taruna yang terindikasi berpaham komunis. Namun, Moeldoko menegaskan hal itu cepat atau lambat pasti diketahui.
"Dalam tes sangat mungkin itu terjadi. Jadi, bukan sesuatu yang tidak mungkin dari sekian banyak yang diperiksa ada kecolongan memang pernah terjadi. Contoh dulu yang masuk TNI ada indikasi keturunan PKI. Terhadap mereka ada catatan-catatannya dan harus diapakan," katanya.
Sebelumnya, nama Enzo viral setelah videonya yang sedang berkomunikasi dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menggunakan bahasa Prancis tersebar di media sosial.
Kemampuan Enzo berbicara dalam empat bahasa menarik perhatian Hadi.
Mabes TNI menegaskan akan mendalami adanya isu miring yang menerpa Taruna Akademi Militer (Akmil) keturunan Prancis itu.
Moeldoko tanggapi isu soal Enzo Allie pengikut HTI
Sabtu, 10 Agustus 2019 19:54 WIB
Tapi, begitu melakukan sesuatu di Akmil pasti akan dikeluarkan