Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggelar upacara adat manusuk sima, sebagai visualisasi dari sebuah peristiwa yang telah terjadi 1140 tahun yang lalu yang menunjukkan sejarah berdirinya Kota Kediri berdasarkan Prasasti Kwak yang ditemukan di Desa Ngabean, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah tahun 1892.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Minggu mengemukakan bahwa manusuk sima ini mengandung arti penetapan sawah pategalan seluas empat tampah yang acaranya diselenggarakan bertepatan peringatan Hari Jadi Kota Kediri yang diperingati setiap tanggal 27 Juli atau kini bertepatan, Sabtu.
"Pelaksanaan penetapan sawah pategalan ini pada masa kejayaan Raja Rakai Kayuwangi. Tanah sima sangat subur, dialiri air patirtan tirtoyoso sehingga dapat menyejahterakan masyarakat Kota Kediri pada 1140 tahun yang lalu," katanya di Kediri.
Lebih lanjut Wali Kota mengungkapkan selama 1140 tahun, Kota Kediri telah mengalami beberapa kali transformasi, dimulai dari dijadikannya Kediri sebagai ibu kota kerajaan. Kemudian dengan memiliki sebuah dermaga kapal pada masa itu, Kediri menjadi kota dagang dengan Arab, China, Malaka dan Nusantara.
Transformasi selanjutnya ada di bidang ekonomi, mulai dari manufaktur lama yaitu pabrik gula, kemudian manufaktur baru berupa industri rokok hingga saat Ini menjadi kota berbasis jasa.
"Dari berbagai transformasi ini, yang harus kita syukuri bersama adalah kisah dari perjalanan panjang Kota Kediri yang selalu membawa perubahan dan membawa kebaikan untuk masyarakat," ujar dia.
Wali Kota juga meminta masyarakat selalu menjaga kebudayaan leluhur di tengah keberagaman, modernisasi dan kemajuan teknologi saat ini. Seperti yang pernah disampaikan Presiden Pertama Indonesia Soekarno, tentang jas merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.
"Alhamdulillah karena terus melestarikan sejarah, Kota Kediri telah memperoleh berbagai hal positif, dimulai dari keharmonisan seluruh masyarakatnya dengan perbedaan yang ada. Semangat inilah yang Pemerintah Kota Kediri abadikan sebagai tagline dari Kota Kediri yaitu Harmoni Kediri The Service City, sebuah kota harmonis dengan pelayanan prima dari pemerintah kepada masyarakatnya," ujar Mas Abu, sapaan akrabnya.
Manusuk Sima selalu diperingati saat Hari Jadi Kota Kediri. Prosesi Manusuk Sima diibaratkan napak tilas pada lahirnya kota penuh sejarah ini.
Diawali dengan kirab prasasti oleh para seniman dan budayawan menuju panggung yang telah disediakan untuk berlangsungnya prosesi inti. Setelah itu, kemudian dibacakan naskah jawa yang menggambarkan awal mula Kediri dan prosesi Manusuk Sima itu juga diiringi dengan tarian-tarian yang kental dengan tradisi di Kediri.
Pada prasasti tersebut berangka tahun 801 saka atau tanggal 27 Juli 879 Masehi. Untuk itu, setiap tanggal 27 Juli diperingati sebagai Hari Jadi Kota Kediri. (*)
Pemkot Kediri gelar upacara adat manusuk sima
Minggu, 28 Juli 2019 7:56 WIB
Dari berbagai transformasi ini, yang harus kita syukuri bersama adalah kisah dari perjalanan panjang Kota Kediri yang selalu membawa perubahan dan membawa kebaikan untuk masyarakat