Surabaya (ANTARA) - Proyek pemasangan box culvert atau beton untuk gorong-gorong di wilayah Manukan menuju Sememi, Kota Surabaya, Jawa Timur, ditargetkan akan selesai sebelum musim hujan atau sekitar November 2019.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi di Surabaya, Kamis, mengatakan proyek box culvert Manukan-Sememi merupakan proyek multiyears yang dikerjakan sejak 2019 hingga 2020.
"Sebenarnya proyek itu merupakan proses panjang yang dilakukan Pemkot Surabaya karena membentang dari Girilaya hingga tuntas di Benowo," ujarnya.
Ia merinci proyek box culvert sepanjang 852 meter dibangun pada 2009 dengan menggunakan APBD, dan sepanjang 1.520 meter dibangun pada 2010 dengan menggunakan APBD, lalu sepanjang 650 meter dibangun pada 2011 dengan juga APBD.
Sedangkan proyek box culvert dari Simo Jawa-Margomulyo sepanjang 2.988 meter yang dibangun pada tahun 2012 hingga 2014 menggunakan dana APBN. Selanjutnya, dari Margomulyo-Kali Balong sepanjang 500 meter yang dibangun pada tahun 2015, juga menggunakan dana APBN.
"Sisanya sampai sekarang menggunakan APBD," ujarnya.
Begitu juga box culvert di sisi Babat Jerawat sepanjang 600 meter dibangun pada 2016 dengan menggunakan APBD. Kemudian dari Kandangan–Babat Jerawat sepanjang 2.400 meter dibangun pada 2017 sampai 2018 dengan APBD.
Sedangkan yang dikerjakan tahun ini hingga 2020 di sisi Manukan-Banjar Sugihan sepanjang 1.000 meter juga menggunakan APBD. Termasuk pula dari Banjar Sugihan-Sememi sepanjang 1.300 meter juga menggunakan APBD.
"Jadi, total yang dikerjakan pada 2019 hingga 2020 dari Manukan-Sememi sepanjang 2.300 meter. Proyek ini menelan anggaran sebesar Rp139 miliar lebih," tambahnya.
Kemudian pada 2020, Pemkot Surabaya masih akan melanjutkan proyek box culvert ini di sisi Babat Jerawat-Benowo sepanjang 2.100 meter. Khusus sisi ini, anggarannya masih belum ada karena masih akan direncanakan tahun depan.
"Total secara keseluruhan proyek box culvert dari Girilaya-Benowo sepanjang 13.910 meter dengan total anggaran Rp762 miliar. Dana itu berasal dari APBD sebesar Rp472 miliar lebih dan dari APBN sebesar Rp290 miliar lebih," katanya.
Eri juga menambahkan bahwa setiap proyek infrastruktur pasti akan menimbulkan dampak, seperti macet dan sebagainya, sehingga dia berharap kepada masyarakat untuk bersabar karena dampak proyek itu untuk kenyamanan masyarakat juga.
"Saya berharap kepada masyarakat, ayo saling dukung antara pemerintah dan masyarakat, sehingga bisa bersinergi dan pembangunannya bisa lebih cepat," ujarnya.
Ia juga memastikan bahwa hingga saat ini proyek box culvert Manukan-Sememi sudah berjalan sesuai dengan kurva S atau schedule yang dibuat oleh Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya.
Ia pun berkomitmen untuk terus memantau proyek tersebut supaya bisa rampung sesuai jadwal pelaksanaan. "Kami akan terus pantau ini supaya sesuai schedule," katanya.
Selain itu, Eri saat sidak di lokasi proyek box culvert Manukan-Sememi, Rabu (12/6) juga meminta kepada pihak pelaksana proyek untuk menyelesaikan pemasangan box culvert sebelum November 2019. Sebab, lanjut dia, kalau musim hujan airnya tidak bisa ditampung sehingga bisa meluber kemana-mana.
"Makanya, teman-teman pelaksana proyek sudah menyiapkan pengerjaan box culvert itu sampai titik yang sudah ditentukan, meskipun tidak tertutup, tapi box culvertnya sudah harus terpasang, sehingga kalau musim hujan airnya tetap bisa mengalir lancar," jelasnya.
Namun begitu, ia mengaku masih akan berkoordinasi lagi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Linmas untuk memastikan musim hujan deras-derasnya di bulan apa. Apabila deras-derasnya pada Oktober 2019, maka ia akan meminta kepada pelaksana proyek untuk melakukan percepatan pemasangan box culvertnya sebelum bulan itu.
"Insya Allah bisa dikerjakan kalau pemasangan box culvertnya saja," ujarnya. (*)