Kediri (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, menerapkan aturan baru bagi warga yang antre menukar uang pecahan baru untuk kebutuhan Lebaran, yakni harus mencelupkan jarinya ke tinta guna mengantisipasi warga tersebut ikut antre lagi.
"Ini dari BI Kediri. Kami atur seperti itu supaya tidak balik lagi, jadi modelnya jari dicelupkan ke tinta," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Musni Hardi Kusuma Atmaja di Kediri, Selasa.
Ia mengatakan BI Kediri sudah membuat jadwal untuk penukaran uang baru saat Ramadhan 2019 yang lokasinya tersebar di seluruh keresidenan Kediri dan Madiun.
"Penukaran uang ada yang bersamaan dengan kegiatan operasi pasar. Ada 16 kali penukaran bersamaan dengan operasi pasar dan yang kedua kami sudah bekerjasama dengan 69 kantor cabang bank di wilayah Kediri dan Madiun," kata dia.
Untuk penukaran uang itu, Musni menyebut dibatasi. Setiap warga hanya boleh menukar uang dengan pecahan Rp20 ribu, Rp10 ribu, Rp5 ribu, dan Rp2 ribu, masing-masing satu bendel, sehingga jika menukar semua pecahan itu hanya mendapatkan uang Rp3,7 juta.
Kegiatan penukaran dimulai 7 Mei sampai dengan 28 Mei 2019. Perbankan juga hanya menyediakan hingga 50 antrean.
"Untuk penukaran uang masyarakat di setiap hari Selasa dan Kamis mulai jam 09.00 WIB hingga 10.00 WIB. Jadi, nanti per orang dapat Rp3,7 juta mulai dari nominal Rp2 ribu hingga Rp20 ribu," kata dia.
Ia juga menambahkan BI juga membuat program kas keliling yang bekerjasama dengan perbankan. Ada delapan bank untuk keperluan penukaran uang baru tersebut dimana per antrean dibatasi 100 orang per bank.
Untuk jadwal penukaran, Alun-alun Kabupaten Nganjuk pada 13 Mei dengan tiga bank, Alun-alun Madiun dengan lima bank pada 15 Mei, SLG Kabupaten Kediri dengan delapan bank pada 18 Mei, Alun-alun Ponorogo dengan empat bank pada 21 Mei, DPRD Blitar lama dengan lima bank pada 23 Mei, Masjid An-Nur Pare dengan tiga bank pada 27 Mei, dan GOR Tulungagung dengan lima bank pada 28 Mei 2019.
Pihaknya mengungkapkan, pada Ramadhan 2019 ini, BI Kediri menyediakan anggaran hingga Rp6,1 triliun, lebih besar ketimbang alokasi pada Ramadhan 2018 yang hanya Rp5,2 triliun. Besarnya anggaran itu salah satunya sebagai persiapan pencairan dana ke-13 untuk ASN.