Surabaya (ANTARA) - Budayawan dari komunitas lintas budaya Jawa Timur berharap peran lebih dari pemerintah untuk menghidupkan kesenian setempat yang selama ini seolah kurang mendapat perhatian lebih.
"Akibatnya banyak yang tidak eksis, bahkan beberapa di antaranya tidak tampil lagi," ujar budayawan Jatim Ahmad Sujono ditemui di sela "Ngaji Budoyo lan Roso" di Rumah Bhinneka Nusantara di Jalan Trunojoyo Surabaya, Sabtu malam.
Kegiatan tersebut diikuti puluhan seniman dan budayawan, bahkan sejumlah tokoh terkenal juga tampak hadir, Gathot Utomo (Ketoprak), Widayatno (Wayang Orang), Subroto (Macapat), Tjahja (Pawukon), Romo Eko Setyabudi, Bingky Irawan dan Ki Donni Setiawan (Osing Banyuwangi).
"Sebenarnya akan hadir juga Cak Kartolo mewakili ludruk, tapi kebetulan sedang berhalangan di luar kota," ucapnya.
Ia memisalkan kelompok "Siswo Budoyo" asal Tulungagung yang dulu tak hanya dikenal di dalam provinsi, tapi menjadi perwakilan Indonesia di sejumlah kegiatan-kegiatan yang menampilkan kesenian khas Jatim.
Menurut dia, kelompok "Siswo Budoyo" saat ini meredup, bahkan ditinggal oleh penonton karena dipengaruhi beberapa faktor, salah satu yang utama adalah sarana dan prasarana.
Ia pun membandingkan dengan kelompok "Sri Wedari" asal Jawa Tengah yang tetap eksis karena mendapat perhatian dari pemerintah, salah satunya pengangkatan seniman sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Hal tersebut diakui budayawan Jatim lainnya, Irawan Setiabudi, yang berharap ke pemerintah lebih peduli terhadap seniman dan budayawan, sekaligus sarana prasarana yang layak.
"Saya mencontohkan di THR Surabaya yang tempatnya memprihatinkan. Jalan ke gedung gelap, di dalamnya juga tidak layak. Semoga ke depan seni di Jatim dan Indonesia semakin hebat," kata ketua BN Jokma Jatim tersebut. (*)
Budayawan harapkan peran pemerintah hidupkan kesenian di Jatim
Minggu, 14 April 2019 2:11 WIB
Akibatnya banyak yang tidak eksis, bahkan beberapa di antaranya tidak tampil lagi