Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya memprioritaskan pengembangan sekolah inklusi bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di sejumlah wilayah di Kota Pahlawan, Jawa Timur, karena banyak dari mereka yang berasal dari keluarga miskin dan beberapa ditinggalkan oleh orang tuanya.
"Untuk membantu mereka, kami mengembangkan 78 sekolah inklusi," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, di Surabaya, Senin
Selain itu, lanjut dia, ada juga tempat perlindungan sosial untuk melanjutkan kehidupan dan mengembangkan keterampilan bagi anak-anak berkebutuhan khusus tersebut.
Menurut Risma, banyak di antara mereka yang mampu menunjukkan bakat yang luar biasa dalam melukis. "Kami sering meminta mereka untuk melukis potret tamu yang datang dari negara lain, termasuk wali kota dan duta besar," ujarnya.
Wali Kota Risma percaya bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki bakat serta keterampilan yang berbeda untuk berkembang. Untuk mendukung hal ini, Pemkot Surabaya menyiapkan berbagai pelatihan keterampilan, seperti olahraga, seni, dan musik di ruang publik seperti balai kota dan taman kota.
"Kami memiliki 479 lapangan olahraga yang disediakan secara gratis serta 63 sekolah sepak bola di seluruh kota," ujarnya.
Perkembangan sekolah inklusi di Surabaya tersebut menjadi salah satu materi yang disampaikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat didapuk menjadi perwakilan yang pertama dari Indonesia sebagai salah satu pembicara dalam St. Petersburg International Educational Forum ke-10 di Rusia pada 25–29 Maret 2019. Forum yang dihadiri lebih dari 20 ribu orang dari berbagai negara ini bertujuan membahas berbagi isu-isu pendidikan dari berbagai penjuru dunia.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya M. Ikhsan sebelumnya mengatakan pihaknya akan terus memenuhi fasilitas pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus yakni dengan membangun sekolah inklusi untuk SD dan SMP.
Selain menyediakan sekolah inklusi, kata dia, nantinya guru-guru inklusi mendapatkan tambahan gaji setiap bulannya. Hal ini dikarenakan kinerja guru inklusi jauh lebih berat dibandingkan dengan guru lainnya.
Selain itu, lanjut dia, nanti juga ada pendampingan guru inklusi oleh tenaga edukasi yang berlatar belakang Pendidikan Luar Biasa (PLB) untuk anak-anak, penyelenggaraan psikotest bagi siswa inklusi, pelatihan pendidik inklusif dan pemberian fasilitas bagi siswa inklusi berupa seragam dan alat tulis.
Penyediaan sarana bagi siswa inklusi juga menjadi perhatian pemkot Surabaya, antara lain berupa alat terapi, APE, kursi roda, alat bantu dengar dan pembentukan inklusi sebagai pusat center dan sistem data khusus ABK.
"Harapannya semua anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dapat pendidikan yang layak sesuai haknya tanpa ada pembedaan dengan lainnya," katanya.(*)