Kediri (Antaranews Jatim) - Wakil Wali Kota Kediri Lilik Muhibbah mengharapkan agar penerimaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) untuk Kota Kediri, Jawa Timur, ada kenaikan agar nantinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan bagi masyarakat di kota ini.
"Bila dibandingkan kota yang memiliki industri seperti pertambangan, kota dengan industri tembakau seperti Kediri mendapat porsi jauh lebih kecil dari penerimaan negara. Seperti pada tahun 2018, DBHCHT Kota Kediri hanya Rp60 miliar. Angka ini cukup kecil bila dibandingkan penerimaan KPPBC Tipe Madya Kediri," katanya di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, pemerintah kota mempunyai berbagai program yang salah satunya bersumber dari DBHCHT tersebut. Untuk itu, ia berharap DBHCHT yang mengalir ke Kota Kediri bertambah sehingga dapat dialokasikan untuk BPJS warga.
"Kami berharap porsi yang mengalir ke Kota Kediri bertambah, karena saya dan Bapak Wali Kota Kediri merencanakan untuk mengalokasikan DBHCHT untuk BPJS warga. Insya Allah dengan BPJS, warga Kota Kediri bisa lebih sejahtera," kata Ning Lik, sapaan akrabnya.
Ning Lik menghadiri acara penghargaan pengguna jasa Bea Cukai Kediri di Kediri. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada para penerima penghargaan atas ketaatan dan ketertibannya sebagai pengguna jasa bea cukai.
"Penghargaan ini hanyalah bonus, yang terpenting adalah bagaimana dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Ning Lik juga mengatakan ekonomi di Kota Kediri tumbuh sebesar 5,14 persen. Sejalan dengan hal tersebut, penerimaan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Cukai Kediri mengalami peningkatan sebesar 8,86 persen dari bea masuk dan cukai pada 2018, dengan jumlah realisasi penerimaan lebih dari Rp18 triliun.
"Jumlah realisasi penerimaan pada tahun 2018 cukup besar. Harapannya kami dan kantor bea cukai bisa terus bersinergi untuk perekonomian di Kota Kediri," kata Ning Lik.
Dalam kegiatan tersebut juga diberikan penghargaan kepada pengusaha hasil tembakau yang berada di wilayah kerja KPPBC Tipe Madya Kediri. Kategori kontributor cukai terbesar SKM golongan I tahun 2018 diraih PT Gudang Garam, Tbk. Kategori kontributor cukai terbesar SKM golongan II tahun 2018 diraih Pabrik Rokok Putra Masa Depan.
Untuk kategori kontributor cukai terbesar SPM golongan II tahun 2018 diraih PT Halim Wonowidjojo. Kategori kontributor cukai terbesar pabrik non-PKP tahun 2018 diraih PR Karya Nyata, sedangkan kategori kontributor cukai terbesar SKT golongan I tahun 2018 diraih PT Gudang Garam, Tbk.
Sementara kategori kontributor cukai terbesar SKT golongan II tahun 2018 diraih oleh PT Karyadibya Mahardhika, kategori kontributor cukai terbesar SKT golongan III tahun 2018 diraih oleh PR Mangga Gandeng, dan kategori perencanaan pemesanan pita cukai terbaik tahun 2018 jatuh kepada PR Sehat Tentrem Jaya Lestari.
Kategori bea masuk terbesar tahun 2018 diraih oleh PT Cheil Jedang Indonesia. Kategori pembuat laporan CK-4C paling tertib dan cepat tahun 2018 diraih oleh CV Top Ten Tobacco. Kategori nilai scoring profil terbaik perusahaan hasil tembakau tahun 2018 diraih oleh PT Mentari Internasional. Kategori scoring profil terbaik perusahaan hasil tembakau tahun diraih oleh 2018 PT Karyadibya Mahardhika.
Hadir dalam acara ini Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jawa Timur II Heru Prayitno, Kepala KPPBC Tipe Madya Kediri Suryana, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Yetty Sisworini, dan perwakilan Forkopimda Kota Kediri. (*)
Wawali Kediri Harapkan DBHCHT Bisa Naik
Rabu, 20 Februari 2019 21:16 WIB
Kami berharap porsi yang mengalir ke Kota Kediri bertambah, karena saya dan bapak Wali Kota Kediri merencanakan untuk mengalokasikan DBHCHT untuk BPJS warga