Banyuwangi, (Antaranews Jatim) - Tiga kepala daerah di Indonesia secara bersamaan menandatangani naskah kerja sama serta mengadopsi sejumlah Inovasi yang telah dikembangkan oleh Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur.
Kedatangan tiga bupati, yakni Bupati Pasuruan (Jatim) Irsyad Yusuf, Bupati Kepulauan Sitaro (Sulawesi Utara) Evangelian Sasingen dan Bupati Manokwari (Papua Barat) Demas Paulus Mandacan di Banyuwangi, Selasa itu untuk menjalin kerja sama serta penerapan sejumlah program inovasi yang telah dikembangkan Banyuwangi untuk diterapkan di masing-masing daerahnya.
"Alhamdulillah kami baru saja meneken perjanjian kerja sama. Era kompetisi sudah usai. Yang perlu adalah coopetition, kompetisi dan kolaborasi secara bersamaan. Artinya harus maju bareng," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas seusai penandatangan naskah kerja sama.
Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf mengatakan kolaborasi dengan Banyuwangi terkait pengelolaan keuangan daerah. Menurut dia, Banyuwangi telah berhasil menjalankan pengelolaan keuangan daerah yang berbasis akrual dengan pendekatan teknologi informasi.
"Kami ingin mendapat ilmu, bukan saja tentang ide-ide pengelolaan pariwisata, tapi juga pengelolaan keuangan daerah dari Banyuwangi. Sebab pengelolaan keuangan berbasis teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan kita," ujar Gus Irsyad, sapaan akrabnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bupati Manokwari Demas Paulus. Menurut dia, Manokwari perlu belajar banyak masalah pengelolaan keuangan kepada Banyuwangi. "Secara khusus akan belajar tentang pemanfaatan sistem informasi manajemen perencanaan, penganggaran dan pelaporan keuangan daerah," kata Demas.
Sementara itu, Bupati Kepulauan Sitaro Evangelian Sasingen mengungkapkan kedatangannya ke Banyuwangi dalam rangka belajar membuat kegiatan festival. Menurut Eva, Banyuwangi dengan puluhan festival setiap tahunnya menjadi inspirasi daerahnya untuk mengembangkan pariwisata daerah.
"Kami baru punya satu ajang festival. Nah, Banyuwangi punya banyak sekali festival dan semua bisa diselenggarakan dengan baik dengan melibatkan masyarakat. Ini yang ingin kami pelajari dari Banyuwangi dan kami akan bawa staf kami untuk belajar disini," ujar Eva.
Anas menambahkan, banyak pula kabupaten lain datang ke Banyuwangi untuk belajar tentang pengembangan e-village budgeting dan e-monitoring system yang mengatur tata kelola pembangunan serta keuangan desa.
"Sebenarnya tantangan kita sama, yakni keterbatasan anggaran, SDM, tapi wilayah kita luas. Nah, Banyuwangi mengambil skala prioritas di tengah keterbatasan, salah satunya dengan melakukan inovasi," tuturnya. (*)