Tulungagung (Antaranews Jatim) - Harga telur di tingkat pedagang dan pasar tradisional Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berangsur merangkak naik seiring tingginya permintaan menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2019, yakni dari sebelumnya di kisaran Rp20 ribu per kilogram menjadi Rp25 ribu.
"Ya selalu begini. Setiap tahun menjelang perayaan Natal harga telur selalu naik," ujar Musini, pedagang telur di pasar besar Ngemplak, Tulungagung, Selasa.
Musini dan sejumlah pedagang lain mengaku, kenaikan harga telur sudah terjadi di tingkat peternak.
Mereka menyebut tingginya permintaan pasar menjadi salah satu faktor pemicu naiknya harga telur ayam saat ini.
Tak hanya berdampak terhadap harga. Tingginya permintaan telur juga menyebabkan penjualan telur ayam afkir di pasaran mengalami peningkatan.
Telur afkir ini mempunyai cangkang yang relatif lebih tipis dibanding lainnya.
Selain itu beberapa cangkang juga sudah rusak. Namun, kondisi ini tidak berpengaruh terhadap isi telur.
"Kalau isinya masih bagus dan sangat layak untuk dikonsumsi, hanya cangkangnya saja yang rusak (retak) sedikit," kata Mujiono, pedagang telur lain di Pasar Ngemplak.
Dia menjelaskan harga telur afkir jauh lebih murah dibanding dengan harga telur yang kondisinya cukup bagus cangkangnya.
Jika harga telur normalnya kini di kisaran Rp25 ribu per kilogram, maka harga telur afkir hanya sekitaran Rp15 ribu per kilogram.
Murahnya harga telur afkir ini membuat penjualannya meningkat dua kali lipat dari sebelumnya.
"Justru banyak orang yang mencari telur afkir ini, khususnya para pengusaha roti," ujarnya.
Dalam sehari, Mujiono mengaku mampu menjual telur afkir sebanyak 50 kilogram.
Sedangkan telur normal saat ini maksimal hanya bisa menjual 20 kilogram setiap hari.
"Kalau telur mahal seperti ini penjualan telur afkir pasti meningkat," katanya.
Kenaikan harga konon tidak hanya pada komoditas telur melainkan juga pada jenis sayuran.
Dari informasi yang dihimpun, meski pasokan sayur ke pasar relatif lancar, namun harga sayuran juga ikut naik.
Seperti harga cabai rawit yang sebelumnya Rp20 ribu per kilogram kini Rp35 ribu per kilogram, kemudian cabai merah sebelumnya Rp24 ribu perkilogram kini Rp32 ribu perkilogram, cabai keriting sebelumnya Rp18 ribu perkilogram kini Rp24 ribu perkilogram.
Selanjutnya untuk tomat yang sebelumnya harga hanya Rp3 ribu per kilogram kini Rp7 ribu, kubis sebelumnya Rp5 ribu per kilogramnya menjadi Rp9 ribu, bawang merah dari Rp22 ribu per kilogramnya kini Rp30 ribu, bawang putih dari Rp16 ribu per kilogram kini Rp19 ribu dan wortel dari Rp11 ribu per kilogramnya menjadi Rp14 ribu.
"Diperkirakan kenaikan harga akan terus berlanjut, melihat kebutuhan masyarakat terus meningkat, mungkin hingga akhir tahun mendatang," ujar Wijiatin, pedagang sayur di Tulungagung. (*)