Surabaya (Antaranews Jatim) - Partai NasDem berkomitmen menerapkan politik tanpa mahar sebagai bagian dari upaya pencegahan terhadap tindakan korupsi sehingga merusak citra baik partainya.
"Kami ingin memotong praktik korupsi dari hulunya, caranya dengan dukungan yang diberikan tanpa mahar," ujar Ketua Bidang Bappilu DPP NasDem, Effendi Choirie, di sela tasyakuran HUT Ke-7 NasDem di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, salah satu penyebab pemimpin korupsi itu karena saat mau mencalonkan dimintai sejumlah uang sehingga saat menjadi pemimpin berusaha mengembalikan modal dengan melakukan tindakan melawan hukum.
"Dia bisa korupsi, kolusi dan nepotisme. Ini sangat tidak dibenarkan sehingga dari awal harus dicegah," ucap politikus asal Gresik yang pernah menjabat Ketua DPW NasDem Jatim tersebut.
Pernyataan Gus Choi, sapaan akrabnya, diapresiasi dan didukung oleh mantan Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur sekaligus calon legislator Partai NasDem, Maruli Hutagalung, yang menegaskan bahwa pemberantasan korupsi adalah harga mati.
"Korupsi adalah tindakan hukum yang sangat merugikan. Dulu saat masih menjadi Kajati, saya tidak segan memenjarakan siapapun yang terbukti korupsi," kata caleg DPR RI dari dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo) yang mengusung tagline "Berani" atau Berantas Korupsi Bersama Maruli tersebut.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut hadir sejumlah caleg dari Partai NasDem yang secara satu per satu memperkenalkan diri di hadapan puluhan pewarta dari berbagai media di Surabaya.
Beberapa di antaranya mantan presenter televisi nasional, Rahma Sarita, tokoh media Jatim Imam Syafi'i, mantan Wali Kota Pasuruan Aminurrohman, anggota DPRD Surabaya Vinsensius Awey dan sejumlah politikus lainnya.
Turut hadir Ketua DPW NasDem Jatim Sri Sajekti Sudjunadi yang menegaskan bahwa pertemuan tersebut juga sebagai bentuk kedekatan dengan pekerja media sekaligus meminta masukan serta saran demi kebaikan NasDem ke depan.
"Kami tak ingin ada jarak dengan siapa saja, termasuk media," kata politikus wanita yang akrab disapa Jeanette tersebut. (*)