Madiun, 20/10 (Antara) - Kasus demam berdarah di Kota Madiun, Jawa Timur, selama Januari hingga pertengahan Oktober 2018 mencapai 26 kasus, menurun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 45 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes dan KB Kota Madiun Edy Hermanto mengakui bahwa jumlah kasus demam berdarah yang ditangani cenderung turun dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kasus tersebut memang menurun karena sepanjang kemarau minim tampungan air, namun bukan berarti tidak ada kasus," ujar Edy di Madiun, Jumat (19/10).
Menurut dia, meski kasus turun, namun bukan berarti lengah di musim kemarau ini. Sebab demam berdarah tetap saja dapat menyerang dalam musim kemarau.
Selama tahun 2016 terdapat 267 kasus demam berdarah, dengan dua penderita di antaranya meninggal dunia. Jumlah kasus di tahun 2016 sangat drastis karena sepanjang tahun tersebut curah hujan cukup tinggi.
"Kasus demam berdarah memang tinggi saat musim hujan. Namun masyarakat juga tetap harus waspada selama musim kemarau," kata dia.
Apalagi, tidak lama lagi mulai masuk musim hujan. Karena itu, warga Kota Madiun diimbau untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Adapun PSN dapat dilakukan dengan 3 M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penyimpanan air, dan mengubur tempat-tempat air supaya tidak terjadi genangan
"Masa siklus nyamuk penyebar virus demam berdarah kurang lebih seminggu. Makanya penting untuk menguras bak penampungan air minimal satu kali satu minggu. Hal itu untuk memutus rantai kehidupan nyamuk," katanya.
Pihaknya mengaku akan intensif melakukan sosialisasi tentang pentingnya PSN, agar warga Kota Madiun terhindar dari demam berdarah. (*)
Kasus Demam Berdarah di Kota Madiun Menurun
Sabtu, 20 Oktober 2018 0:48 WIB